jpnn.com - Tampilnya Gibran sebagai calon wakil presiden dengan sikap percaya diri, kita apresiasi. Hal itu tercermin pada acara debat beberapa waktu lalu dan komentar apresiasi dalam sejumlah media. Ini pertanda positif calon pemimpin.
Seperti perdebatan dari calon wakil Presiden 02 dengan Cawapres 03 Mahfud MD menarik juga untuk disimak.
BACA JUGA: JAMMI Optimistis Gerakan Santri Nderek Kiai Muluskan Jalan Prabowo-Gibran
Terutama pernyataan Gibran tentang rencana kenaikan pajak dalam rangka membesarkan ekonomi rakyat. Hal ini ditantang oleh Mahfud MD karena akan sulit dan akan ditentang oleh rakyat.
“Tidak mungkin dinaikkan selama ini mencari uang pemasukan dari pajak sukar sekali. Dari Produk Domestik Bruto (PDB) sangat kecil. Sudah dicoba dengan tax amnesti tidak jalan, lantas kenaikan pajak dari mana,” kata Mahfud MD lagi.
BACA JUGA: Ingin Petani Sejahtera, Relawan Gesira Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran
Hal demikian direspons oleh Gibran dengan santai saja dan meyakinkan, ”Indonesia banyak mineral tambang di perut bumi. Jadi itu ditingkatkan dulu. Dari usaha itu kita menerima pemasukan pajak,“ jawab Gibran.
Respons Gibran mendapat sambutan hangat dari para hadirin. Semula dikira akan terjadi jawaban tak memuaskan karena yang menyerang itu adalah profesor yang memiliki teori dan data yang banyak.
BACA JUGA: Dukung Prabowo-Gibran, Pemuda Pemudi Sehati 08 Minta Diberi Akses Pendidikan Gratis
Faktanya, tidak demikian. Sebab pernyataan Mahfud MD tidak mementahkan pernyataan Gibran.
Pernyataan kenaikan pemasukan pajak setelah pendapatan itu bertambah. Membuka tambang mineral baru yang terdapat dalam perut bumi Indonesia.
Gambaran yang merendahkan Gibran sebagai calon wakil presiden yang amat muda usianya tak sepenuhnya benar.
Narasi yang mendukung orang berasalkan usia muda tidak banyak. Terhadap hal itu ada catatan menarik. Perlu kita ambil hikmahnya, yaitu:
Pertama, yang berpendapat orientasi anak muda yang kurang. Tak menerima dan lebih menyepelekan prestasi gagasan anak muda. Sementara, di lain pihak mengagung-agungkan orang berusia tua karena pengalamannya.
Kedua, golongan yang proanak muda. Meski kalah pengalaman tapi hari depan mereka masih terbentang luas. Ketimbang kalangan berusia tua asal mereka mau belajar.
Pada intinya, anak muda yang mau belajar dapat diposisikan dalam perhatian yang baik bagi kita. Salah satunya percaya diri, seperti contoh yang ditunjukkan Gibran. Berkeinginan memajukan ekonomi Negara Indonesia.
Tibalah masanya kita memandang positif pada kalangan pemimpin muda masa depan. Mereka yang mau berbuat melakukan yang terbaik bagi bangsa. Syukurlah, ini didukung juga oleh kaum muda.
Seperti kata Burhanudn Muhtadi, analis poilitik, bahwa kini banyak anak muda milenial sendiri yang pro kepada pandangan pemimpin anak muda. Mereka percaya anak muda punya juga kemampuan.
Sependapat dengan itu, kita menyonsong pemilihan umum 2024 nanti dengan optimis. Memberi pada anak muda kepercayaan. Semoga!
Penulis Adalah Dosen Universitas Prof Dr Hamka (UHMKA) Jakarta
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif