jpnn.com, SOLO - Ratusan orang yang mengatasnamakan diri Aliansi Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berunjuk rasa di depan Rektorat UNS, Senin (1/11).
Mereka menuntut pihak Rektorat UNS memberikan kejelasan terkait kronologi meninggalnya mahasiswa D4 Fakultas Sekolah Vokasi (SV) Gilang Endi Saputra saat mengikuti Diklatsar Menwa.
BACA JUGA: Gilang Endi Meninggal saat Diklatsar Menwa, Polisi Ungkap Hasil Visum
Demonstran juga menuntut pertanggungjawaban pihak rektorat dan menwa atas kematian Gilang serta membubarkan Korps Mahasiswa Siaga atau Resimen Mahasiswa (Menwa) Batalyon 905 Jagal Abilawa UNS.
Ratusan mahasiswa yang memulai aksi di jalan umum, tepatnya di depan Gedung SPMB UNS sekitar pukul 13.00 WiB, mulai beranjak masuk ke depan pintu utama gedung Rektorat UNS pascapihak kampus bersedia memberikan klarifikasi.
BACA JUGA: Dantim BAIS TNI Pidie Dihabisi Tukang Cukur Pakai Senapan Serbu SS1-VS
Menurut Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNS Zakky Musthofa Zuhad, kampus secara birokrasi memberikan surat izin dan melakukan pembiaran atas kegiatan yang memiliki unsur kekerasan.
"Ternyata, kasus-kasus (kekerasan Menwa, red) terjadi dari tahun ke tahun. Artinya, kampus melakukan pembiaran. Maka, poin yang ketiga, kami meminta menwa ini dibubarkan saja," ucap Zakky.
BACA JUGA: Tersangka Pembunuh Kapten Abdul Majid Ditangkap, Apa Motifnya? Lihat Foto Senjata Pelaku
Dia mengatakan keberadaan menwa di UNS sudah tidak relevan dengan dunia akademik. Organisasi itu dinilai banyak melakukan pelanggaran aturan. Salah satunya, Peraturan Rektor No. 26/2020 tentang Organisasi Kemahasiswaan UNS.
"Kami tidak akan berhenti di sini saja. Kami juga akan berhimpun, berkonsolidasi juga dan membuat tim untuk berkompromi dengan tim evaluasi," tegasnya.
Aksi 'Mengawal Kasus Meninggalnya GE Dalam Diksar UKM Resimen Mahasiswa Batalyon 905 Jagal Abilawa' itu pun berakhir dengan tertib sekitar pukul 16.30 WIB. (mcr21/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Romensy Augustino