jpnn.com, CHANGZHOU - Anthony Sinisuka Ginting, pria kelahiran Cimahi Jawa Barat berusia 22 tahun itu memang luar biasa.
Datang ke China Open 2019 sebagai juara bertahan, Ginting harus melakoni empat pertandingan superberat sejak babak pertama (32 Besar) hingga semifinal.
BACA JUGA: Setelah 87 Menit, Kento Momota Paksa Chen Long Gigit Jari
Jalan ke partai puncak pun akhirnya berhasil ditembus. Dalam laga semifinal di Olympic Sports Center Xincheng Gymnasium, Changzhou, Sabtu (21/9) malam WIB, Ginting menang atas tunggal putra Denmark, Anders Antonsen.
Ginting (peringkat sembilan dunia) menang 18-21, 21-5, 21-14 atas lawannya yang peringkat empat dunia itu. Ginting harus menguras keringat, mengeluarkan semua kemampuan dan menguji mentalnya selama 68 menit (statistik BWF).
BACA JUGA: Daddies Pukul Tiang Listrik Tanpa Ampun, Gelar Ganda Putra jadi Milik Indonesia
Ini merupakan keempat kalinya Ginting bermain rubber game di China Open 2019. Ya, semua pertandingan harus dilewati Ginting dengan tiga gim.
Di babak pertama menang 21-14, 19-21, 21-13 (durasi 72 menit) atas tunggal Jepang Kenta Nishimoto.
Pada 16 Besar, menang dari tunggal putra India Parupalli Kashyap 23-21, 15-21, 21-12 (70 menit).
Kemudian di perempat final kemarin menang atas satu lagi pemain India Sai Praneeth 16-21, 21-6, 21-16 dalam waktu 55 menit.
Besok di final, sudah menunggu ranking satu dunia Kento Momota, si kidal Jepang yang kalah dari Ginting di final China Open 2018 21-23, 19-21. Momogi, Momota vs Ginting. Siapa yang menang kali ini? (adk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek