Giok Wonogiren, Pamornya tak Kalah Bacan

Sabtu, 20 Desember 2014 – 21:07 WIB
Giok Wonogiren, Pamornya tak Kalah Bacan. Foto Radar Solo/JPNN.com

jpnn.com - WONOGIRI – Setelah batu mulia fireopal menggegerkan perbatuan Tanah Air dengan kemilaunya yang seperti api, belum lama ini di perbukitan Wonogiri ditemukan lagi batu mulia jenis baru berwarna hijau.

Setelah digosok dan dipoles, batuan yang tersebar di selatan Ngadirojo itu menampakkan pamor seindah batu giok dan Bacan. Sambil menunggu hasil uji laboratorium, batu unik tersebut dinamai Giok Wonogiren.

BACA JUGA: Bakar Kalori dengan Barre

“Begitu tren batu akik meluas, saya iseng mencari batuan di perbukitan di desa saya. Kemudian, saat memecah batu hitam di salah satu bukit, ternyata di dalamnya ada batuan warna kehijauan. Ternyata, batu hitam yang di dalamnya ada bagian berwarna kehijauan seperti lumut itu banyak. Kemudian, saya mencoba ndandakne menjadi akik. Ternyata hasilnya bagus. Setelah itu, saya mengumpulkan pemuda sini untuk mengamankan batuan itu,” kata M. Zainudin ditemui di rumahnya di Desa Kerjo Lor, Kecamatan Ngadirojo, Wonogiri, Jawa Tengah kepada Radar Solo (Jawa Pos Group).

Untuk lebih memastikan batuan hijau itu benar-benar batu berkualitas, pria yang juga pejabat wakil ketua komisi A DPRD Wonogiri itu kemudian membeli alat ukur kekerasan batu (diamond selector). Setelah diukur, Giok Wonogiren memiliki kekerasan antara 5 hingga 6 skala mohs. Tingkat kekerasan itu berada di tataran menengah dalam daftar kekerasan batu mulia yang mencapai 10 skala mohs.

BACA JUGA: Rutin Sculpting Hilangkan Lemak

Meski demikian, Zainudin tak langsung puas. Dia memilih mengirimkan sampel batuan yang ia temukan ke sebuah laboratorium di Jakarta. Dia ingin ada kajian ilmiah mengenai batuan yang menurut dia berpotensi menaikkan derajat hidup warga di desanya.

Selain itu, Zainudin juga menggalang pemuda di desanya untuk mengusung batuan tersebut ke rumah mereka masing-masing. Tujuannya agar lebih aman dari jarahan pencari batu dari luar desanya. Selain itu, dia juga mengajak beberapa pemuda desa belajar mengolah batuan menjadi mata cincin (akik).

BACA JUGA: Anjing Bisa Menjadi Teman Curhat

“Kebetulan, bukit di mana batu ini banyak ditemukan merupakan kawasan gersang. Jadi, tidak sampai mengganggu ekosistem. Kami juga berharap kajian dari laboratorium segera keluar,” tambahnya.

Temuan batu tersebut merupakan tantangan bagi dirinya serta pemerintah. Dia yakin, jika tren batu akik terus bertahan seperti yang terjadi saat ini, maka Giok Wonogiren akan berperan banyak dalam peningkatan derajat kehidupan warga di desanya. Sebab, selain tersedia banyak di Ngadirojo, batuan hijau itu memiliki karateristik yang tidak ditemukan di batuan lain.

“Batu ini tembus cahaya. Selain yang absolut hijau muda dan tua, ada juga yang memperlihatkan urat-urat hijau seperti lumut. Setelah diproses, batu ini seperti berminyak hingga terlihat selalu kempling dan mencorong,” tandasnya sambil menunjukkan bongkahan batuan mentah dan yang sudah diproses menjadi akik. (aw/ris/wa)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Empat Cara Hindari Sakit Selama Liburan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler