jpnn.com - Filler bibir merupakan sebuah tren kecantikan yang muncul di tahun 2016 lalu. Tren ini makin populer setelah adik Kim Kardashian, Kylie Jenner melakukan perubahan pada bibirnya.
Di Indonesia sendiri, tren ini sedang digandrungi remaja. Beberapa artis papan atas diketahui melakukan treatment ini seperti Youtuber Karin Novilda, Nikita Mirzani, dan Ariel Tatum. lantas apa itu Lip Filler?
BACA JUGA: Pilih Bakar Lemak dengan Muay Thai
Tapi, tahukah prosedur yang membuat bibir Anda jadi lebih berisi itu memiliki dampak negatif terhadap kesehatan?
Metode yang paling umum digunakan dari filler bibir adalah dengan disuntik. Ada beberapa jenis pengisi dermal yang dapat disuntikkan di bibir dan di sekitar mulut.
BACA JUGA: Rahasia Tampil Segar di Usia Senja Dewi Motik
Namun pengisi dermal yang paling umum saat ini adalah produk yang mengandung zat-zat yang mirip dengan asam hyaluronic.
Asam hyaluronic adalah zat alami yang ditemukan dalam tubuh. Asam inilah yang dapat meningkatkan volume bibir. Asam ini biasanya berbentuk gel.
BACA JUGA: Coba Dengar Ini, Lagu Penurun Stres
Asam hyaluronic dapat mengubah penampilan bibir Anda dengan menambahkan bentuk, struktur dan volume.
Efek penggunaan Asam hyaluronic ini biasanya berlangsung sekitar enam bulan. Setelah itu suntikan lebih dibutuhkan untuk menjaga volume bibir Anda.
Asam hyaluronuc ini biasanya disuntikkan ke sekitar bibir dan mulut. Setelah disuntikkan, gel yang dimasukkan melalui suntikan filler akan membentuk jaringan bibir.
Filler gel larut dengan mudah, meminimalisir memar pada bibir, hasilnya cukup tahan lama, tapi tidak permanen.
Meskipun tidak melalui proses operasi dan terlihat cukup aman. Namun ternyata ada beberapa dampak dan resiko jika menggunakan lip filler ini.
Efek samping dari pengisi asam hyaluronic bersifat sementara dan hanya bertahan beberapa hari. Efek samping termasuk: Perdarahan saat melalukan injeksi, pembengkakan dan memar, kemerahan dan nyeri di bagian yang terkena suntikan.
Disamping itu tedapat resiko yang lebih serius yaitu: Pembengkakan parah dan berkepanjangan atau memar yang berlangsung satu minggu sampai 10 hari, bibir menjadi asimetris (bagian bibir ukuran yang berbeda), terdapat benjolan, infeksi, bibir menjadi kaku, dan terjadi reaksi alergi yang menyebabkan kemerahan, bengkak, atau gatal di sekitar bibir. (mia/pojoksatu)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dunia Bisnis Semakin Ramah Bagi Ibu Rumah Tangga
Redaktur & Reporter : Adil