JAKARTA -- Menyandang status sebagai Ibu Kota bukan berarti bebas dari ancaman gizi burukBuktinya, masih ada empat balita gizi buruk di Jakarta Barat, tepatnya di Jalan Kali Sekretaris I RT 15 RW 7 Kelurahan Tanjung Duren Utara, Kecamatan Grogol Petamburan.
Para orang tua penderita bayi gizi buruk itu hampir seluruhnya mengaku tidak mendapat pelayanan Posyandu dari pihak kelurahan setempat
BACA JUGA: Ledakan Mobil Hebohkan Markas Polda Metro Jaya
Salah satunya Jubaedah, ibu dari penderita gizi buruk Salimatun HasanahMenurutnya, sang anak tidak memperoleh gizi yang cukup karena program Posyandu di wilayah itu jarang diadakan
BACA JUGA: Pelantikan Airin-Davnie Dipercepat
Pihak kelurahan setempat, tidak pernah menjelaskan mengapa di tempat tinggal mereka jarang diadakan kegiatan Posyandu’’Sebenarnya saya ingin membawa anak saya ke Posyandu, agar mendapat gizi yang baik
BACA JUGA: Pria di DKI Diajak Ikut KB
Namun, di tempat saya jarang diadakan kegiatan Posyandu,’’ kata Jubaedah, saat ditemui di Puskesmas Kalideres, Jakarta Barat, kemarin (15/4).Selain itu, lanjut Jubaedah, gizi buruk yang diderita anaknya juga disebabkan keterbatasan ekonomiTerlebih sang suami tidak memiliki pekerjaan tetapJangankan untuk membeli susu, untuk kebutuhan makan sehari-hari saja tidak tercukupi’’Suami saya kerja serabutan,’’ ujarnya
Lebih lanjut katanya, sejak satu tahun terakhir anaknya sudah mengalami sakit-sakitanDokter menyarankan, anak saya diberi gizi yang cukup dengan memberikan susu’’Namun karena tidak punya uang, saya tidak pernah membeli susu hingga akhirnya anak saya kena gizi buruk,’’ tuturnya.
Hal yang sama dikatakan Wulan (23), ibu dari penderita gizi buruk BintangWulan mengaku anaknya menderita gizi buruk karena keadaan ekonomiPendapatan suaminya tidak menentu, sedangkan dia sendiri hanya ibu rumah tangga yang tak punya penghasilan tetap’’Kami berharap ada perhatian dari pemerintah,’’ harapnya.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emawati, mengatakan, kasus gizi buruk yang menimpa empat anak di Jakarta Barat, bukan semata-mata karena kurangnya asupan giziMelainkan adanya penyakit bawaan pada anakSalah satunya penyakit diare dan ISPASehingga, makanan yang masuk ke perut tidak mampu dicerna dengan baik.
Dien juga membantah, program Posyandu jarang diadakanSebab, selama ini Dinas Kesehatan dan pihak kelurahan serta RT dan RW selalu mengadakan Posyandu secara rutin’’Jadi tidak benar kalau Posyandu jarang diadakan,’’ kilahnya.
Dinas Kesehatan, ujar Dien, juga telah melakukan penanganan terhadap penderitaYaitu dengan membawa ke Puskesmas Kalideres untuk mendapat perawatan dan pemulihan giziRencananya, keempat penderita akan dirawat selama 32 hari hingga benar-benar sehat"Kita menjamin, anak-anak ini akan segera pulih," ujarnya
Penanggngjawab Instalasi Gizi Puskesmas Kalideras, Maygriana, menjelaskan, keempat penderita gizi buruk akan dirawat dengan memberinya asupan giziUntuk tahap awal, anak diberi air gula untuk menghilangkan dehidrasiKemudian diberi bubur dan dilanjutkan susuSelain itu, kepada orang tua anak juga diberi pelatihan cara merawat anak yang baik’’Kita akan memberikan pelayanan terbaik sampai anak-anak ini kembali sehat,’’ tandasnya(dni/wok)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jakut Target Bersihkan RW Kumuh
Redaktur : Tim Redaksi