GMNI Harus Melahirkan Kader yang Dapat Menangkal Radikalisme

Selasa, 05 November 2019 – 03:50 WIB
Ketua DPC GMNI Kabupaten Sumedang, Maria Fatima. Foto: Dok. GMNI for JPNN.com

jpnn.com, SUMEDANG - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) harus dapat menjangkau seluruh universitas di Indonesia dan melahirkan kader-kader nasionalis-religius yang dapat menangkal radikalisme sebagai akar perpecahan bangsa.

Hal tersebut disampaikan Ketua DPP GMNI Pusat Immanuel Karo-karom pada saat kegiatan Kaderisasi Tingkat Dasar (KTD) yang digelar GMNI Kabupaten Sumedang, 2-3 Nopember 2019 di Jatinangor, Sumedang.

BACA JUGA: Implementasi Tri Sakti di Era Milenial Tantangan Utama GMNI

Kegiatan KTD ini diikuti 30 mahasiswa-mahasiswi se-Jawa Barat dan Jakarta, di antaranya berasal dari UNPAD, ITB, Universitas Majalengka, STIKES Ahmad Yani Cimahi, Universitas Jakarta, Universitas Nasional, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dan Universitas Galuh Ciamis.

BACA JUGA: MPR Ingatkan ASN Harus Waspada pada Pengaruh Radikalisme

Suasana Kaderisasi Tingkat Dasar (KTD) GMNI Cabang Sumedang yang berlangsung Sabtu dan Minggu, 2-3 Nopember 2019. Foto" Dok. GMNI Sumedang

Sementara itu, Ketua DPC GMNI Kabupaten Sumedang, Maria Fatima mengharapkan penjaringan kader GMNI khususnya di Sumedang yakni ITB, UNPAD, dan universitas lain dapat terus meningkat demi terwujudnya mahaiswa-mahasiswa Indonesia yang progresif, revolusioner, dan berjuang mengedepankan persatuan.

“Kami berharap penjaringan kader (GMNI, red) terus meningkat,” ujar Maria Fatima yang juga mahasiswi ITB ini.

Lebih lanjut, Marif Fatima mengingatkan persoalan kebangsaan berupa penyebaran faham radikalisme di kalangan mahasiswa harus ditangani oleh mahasiswa sendiri. Kaderisasi yang merupakan konsekuensi mutlak organisasi pergerakan terus dilakukan demi pengembangan kualitas kader, dilaksanakan DPC GMNI Kab Sumedang ]berupa Kaderisasi Tingkat Dasar (KTD).

Secara keseluruhan hasil dari kaderisasi ini meneguhkan bahwa Pancasila dan pemikiran-pemikiran lain Bung Karno harus terus diekspose ke masyarakat khususnya mahasiswa agar Pancasila tetap hidup menjadi pedoman dalam berbangsa dan bernegara tanpa digantikan oleh ideologi lain yang tidak sesuai dengan natur dan kultur bangsa Indonesia itu sendiri.

Untuk diketahui, kegiatan KTD GMNI Cabang Sumedang ini menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Vayireh Sitohang, Andria Perangin-Angin, Anastacia Wella, dan Denny Indra.

Variyah yang merupakan Alumnus IPB Bogor ini menjelaskan mengenai metode berpikir Bung Karno yang akhirnya menghasilkan buah pemikiran untuk landasan bangsa Indonesia dalam bernegara, yakni Pancasila.

“Marhaenisme yang digagas oleh Bung Karno saat kuliah di ITB Bandung menjadi landasan pemikiran untuk terbentuknya Pancasila yang dapat merangkul seluruh golongan-golongan di Indonesia sekaligus mencegah exploitation de l’homme par l’homme atau eksploitasi manusia oleh manusia lain,” kata Vayireh.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler