jpnn.com, JAKARTA - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) besok, Rabu (15/11/2017) akan menggelar Kongres XX (ke-20) di Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Kongres yang akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo di Gedung Gubernuran Provinsi Sulawesi Utara ini mengambil tema “Meneguhkan Masa Depan Indonesia Berdasarkan Pancasila di Era Asia Pasifik” dan berlangsung 15-19 November 2017.
Presidium GMNI 2002-2005, Jan Prince Permata, berpendapat menerjemahkan gagasan Tri Sakti Bung Karno di era milenial atau “zaman now” merupakan tantangan utama bagi GMNI berikut kader dan alumninya saat ini. Jan menjelaskan generasi milenial di Indonesia saat ini adalah mereka yang berusia 18-29 tahun atau yang lahir antara tahun 1988-1999.
BACA JUGA: Bertemu GMNI, Jokowi Minta Organisasi Mahasiswa Aktif Tangkal Radikalisme
“Generasi ini umumnya menyukai multimedia, bergantung pada mesin pencari, melek teknologi, learning by doing, dan gemar membuat konten internet,” kata Jan yang juga Staf Ahli Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) ini.
GMNI kata Jan, sebagai organisasi yang memegang ajaran Bung Karno harus mampu melihat konteks Tri Sakti di era sekarang dan menerjemahkannya dengan budaya anak-anak “Zaman Now”.
BACA JUGA: GMNI: Negara Dalam Krisis Representasi
Dia menyebutkan berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang budaya jangan sampai hanya menjadi “mantra dan kata-kata tanpa makna” dan tidak dipahami mayoritas generasi muda sekarang.
“Usia generasi milenial itu adalah usia mahasiswa dan GMNI itu ada karena kata Mahasiswa tersebut. Jadi saya berharap adik-adik GMNI mampu membaca perubahan zaman tanpa meninggalkan api marhaenisme ajaran Bung Karno,” kata Jan yang merupakan Ketua Steering Comite (SC) Kongres Persatuan GMNI Pangkal Pinang tahun 2006 yang dibuka Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.
BACA JUGA: Pilkada DKI di Antara Isu Pribumi dan Nonpribumi
Jan Prince Permata (kedua kanan)
Jan meyakini Generasi Milenial merupakan benteng yang kuat menjaga dan meneruskan Pancasila yang diperkenalkan pertama kali oleh Bung Karno pada Rapat Badan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) 1 Juni 1945.
“Survei terbaru CSIS yang menyebutkan 90,5 persen generasi milenial yang tidak setuju Pancasila diganti sebagai ideologi negara patut disyukuri. GMNI bersama negara harus mampu memperjuangkan sehingga sisanya 9,95 persen yang lain setuju dengan Pancasila. Ini tantangan bagi seluruh kader GMNI berikut alumni-alumninya dan komponen bangsa lainnya,” kata Magister Ilmu Ekonomi dari IPB ini.(fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Isu SARA Marak, GMNI Sindir Prabowo
Redaktur & Reporter : Friederich