jpnn.com, JAKARTA - Pimpinan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka pada Minggu (25/6). Pertemuan itu diharapkan tidak mengubah sikap kritis dan idealis kelompok tersebut terhadap pemerintah.
"Saya harap kelompok ini tetap idealis kritis dalam negara demokrasi NKRI yang berdasar Pancasila dan dan kultur Bhineka Tunggal Ika, bukan berubah menjadi nyaman dan tidak kritis lagi hanya karena dekat dengan pusat kekuasaan," ujar Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid, Senin (26/6).
BACA JUGA: Jokowi Mudik, Warga Solo Kebagian Paket Sembako
Secara pribadi, politikus Gerindra ini meragukan jika pertemuan tersebut akan berpengaruh terhadap penanganan perkara yang dituduhkan pada sejumlah ulama, seperti Muhammad Habib Rizieq Shihab, hingga Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al Khaththath.
"Saya agak meragukan kecuali jika presiden lebih kuat memerintahkan kepada pihak-pihak di sekitarnya untuk mengubah sikap dan kebijakannya kepada umat Islam, ulama, khususnya GNPF MUI. Kita lihat dan saksikan saja. Apa yang akan terjadi," tutur Sodik.
BACA JUGA: Hari Kedua Lebaran, Presiden Jokowi Mudik ke Solo
Jika kebijakannya berubah, lanjut politikus asal Jawa Barat ini, maka Jokowi benar-benar seorang presiden yang kuat dan punya visi.
"Kalau tidak, maka Jokowi hanya pandai berjanji, tidak kuat dan tidak punya visi yang benar terhadap kesatuan dan persatuan bangsa," tambahnya.(fat/jpnn)
BACA JUGA: GNPF MUI Ingin Habib Rizieq Kembali ke Indonesia
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Tekankan Satu Hal Ini Pada GNPF MUI
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam