jpnn.com - JAKARTA--Kementerian Riset Teknologi dan Dikti tengah menggodok aturan mengenai pendidikan di Politeknik dan Politeknik Kesehatan (Poltekkes).
Di mana, kurikulumnya 70 persen praktek dan 30 persen teori. Selain itu dosen yang mengajar lebih banyak pelaku usaha.
BACA JUGA: Pendidikan Indonesia Dinilai Hanya Ciptakan Pencari Kerja
"Untuk jangka pendek, kami sudah menyiapkan skenario untuk Politeknik dan Poltekkes. Jadi teorinya lebih sedikit dibanding praktek. Ini juga sesuai masukan dari para tokoh Muhammadiyah yang melihat kurikulum kita didominasi teori," kata Menristek Dikti Muhammad Nasir saat mewakili Wapres Jusuf Kalla membuka Rakornars Forum Keluarga Alumni (Fokal) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), di Jakarta, Jumat (26/8).
Dijelaskan Nasir, pihaknya saat ini tengah menggodok Permen tentang vokasi di Politeknik dan Poltekkes. Di dalam Permen itu tidak hanya materi kurikulumnya yang diatur tapi juga staf pengajarnya. Seorang karyawan di industri yang sukses dan punya kredibilitas akan diberikan kesempatan mengajar di Politeknik/Poltekkes.
BACA JUGA: Ini Kata Ceu Popong Soal Wacana Pemotongan TPG
"Jadi mahasiswa tidak hanya mendapatkan teori dari dosen yang bukan pelaku usaha. Tapi mereka diajari oleh orang-orang kompeten di bidangnya," terangnya.
Dia menambahkan, Kemenristek Dikti sudah menetapkan 10 Poltekkes/Politeknik sebagai pilot project. Eksekusinya dimulai 2017 dan akan diikuti oleh Poltekkes/Politeknik lainnya. (esy/jpnn)
BACA JUGA: Politikus Hanura Nilai Pemotongan TPG Tak Menggangu
BACA ARTIKEL LAINNYA... Akom: Jangan Potong Tunjangan Guru, Tahu Terima Kasih lah
Redaktur : Tim Redaksi