JAKARTA - Rencana perombakan kepengurusan di DPP Partai Demokrat pascakongres luar biasa (KLB) di Bali sedang digodok. Formatur yang diketuai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan menentukan kepengurusan baru. Termasuk, posisi Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) sebagai Sekjen setelah SBY terpilih secara aklamasi menjadi ketua umum (Ketum).
Salah satu anggota formatur Nurhayati Ali Assegaf menilai bahwa putra bungsu SBY itu sebaiknya tetap di jabatan Sekjen. Posisi ayahnya sebagai Ketum dianggap bukan sebuah masalah. "Saya kira tidak perlu mundur dari jabatan Sekjen," kata Nurhayati di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (2/4).
Menurut dia, dalam tugas sehari-hari menjalankan roda organisasi partai, tandem Ibas bukanlah SBY. Pasangan dalam melaksanakan tugas kepartaian adalah Ketua Harian DPP PD Syarif Hasan yang merupakan pelaksana tugas SBY sebagai ketua umum.
Di sisi lain, dia menambahkan, terpilihnya SBY sebagai Ketum merupakan keinginan seluruh kader serta simpatisan PD. Hal itu terlihat, kata Nurhayati, setidaknya ketika syarat-syarat yang diajukan SBY sebelum akhirnya menerima jabatan ketua umum juga diterima seluruh kader.
"Di di dalam politik (SBY Ketum dan Ibas Sekjen) itu bukan KKN. Kan Mas Ibas terpilih pada periode lama, sedangkan Pak SBY terpilih secara demokratis. Yang sudah ada ya sudah. Yang kosong-kosong ini yang diisi," imbuh ketua Fraksi PD di DPR itu.
Beberapa waktu lalu, menjelang pelaksanaan KLB, sempat berembus isu bahwa Ibas akan mundur dari posisinya sebagai Sekjen. Ibas dikabarkan akan melanjutkan studi S-3 di Australia.
Atas kabar tersebut, Wasekjen DPP PD Saan Mustopa menegaskan, semua hal yang berkaitan struktur kepengurusan, termasuk soal Ibas, bergantung pada SBY sebagai ketua umum dan formatur. Sebab, menurut dia, SBY dan formaturlah yang memahami kebutuhan struktur kepengurusan ke depan.
"Restrukturisasi itu sesuai kebutuhan dan tantangan partai ke depan. Jadi (soal Ibas) itu kewenangan ketum," kata Saan.
Saat disinggung risiko kesan PD seabgai partai keluarga, politikus yang dikenal dekat dengan mantan Ketum Anas Urbaningrum itu juga menyerahkan segalanya kepada SBY dan formatur. "Biar formatur yang melihat. Yang jelas, tidak akan ada pembersihan dan penggusuran. Itu kan yang sudah disampaikan Ketum," ujar Saan lagi.
SBY yang diberi amanat KLB membentuk formatur untuk menata struktur kepengurusan partai telah menunjuk sejumlah kader sebagai anggota. Yaitu, Sekretaris Majelis Tinggi Jero Wacik, Ketua Harian DPP Syarif Hasan, Wakil Ketua Umum DPP Max Sopacua, dan Ketua Fraksi PD Nurhayati Ali Assegaf.
Hingga kemarin, pengumuman struktur baru hasil penataan belum dipastikan. Termasuk, nama dan posisi yang mungkin terkena penataan juga masih dirahasiakan. "Belum dibahas secara pasti, rencananya sih nambah dua wakil ketua umum," kata Nurhayati. (dyn/c2/agm)
Salah satu anggota formatur Nurhayati Ali Assegaf menilai bahwa putra bungsu SBY itu sebaiknya tetap di jabatan Sekjen. Posisi ayahnya sebagai Ketum dianggap bukan sebuah masalah. "Saya kira tidak perlu mundur dari jabatan Sekjen," kata Nurhayati di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (2/4).
Menurut dia, dalam tugas sehari-hari menjalankan roda organisasi partai, tandem Ibas bukanlah SBY. Pasangan dalam melaksanakan tugas kepartaian adalah Ketua Harian DPP PD Syarif Hasan yang merupakan pelaksana tugas SBY sebagai ketua umum.
Di sisi lain, dia menambahkan, terpilihnya SBY sebagai Ketum merupakan keinginan seluruh kader serta simpatisan PD. Hal itu terlihat, kata Nurhayati, setidaknya ketika syarat-syarat yang diajukan SBY sebelum akhirnya menerima jabatan ketua umum juga diterima seluruh kader.
"Di di dalam politik (SBY Ketum dan Ibas Sekjen) itu bukan KKN. Kan Mas Ibas terpilih pada periode lama, sedangkan Pak SBY terpilih secara demokratis. Yang sudah ada ya sudah. Yang kosong-kosong ini yang diisi," imbuh ketua Fraksi PD di DPR itu.
Beberapa waktu lalu, menjelang pelaksanaan KLB, sempat berembus isu bahwa Ibas akan mundur dari posisinya sebagai Sekjen. Ibas dikabarkan akan melanjutkan studi S-3 di Australia.
Atas kabar tersebut, Wasekjen DPP PD Saan Mustopa menegaskan, semua hal yang berkaitan struktur kepengurusan, termasuk soal Ibas, bergantung pada SBY sebagai ketua umum dan formatur. Sebab, menurut dia, SBY dan formaturlah yang memahami kebutuhan struktur kepengurusan ke depan.
"Restrukturisasi itu sesuai kebutuhan dan tantangan partai ke depan. Jadi (soal Ibas) itu kewenangan ketum," kata Saan.
Saat disinggung risiko kesan PD seabgai partai keluarga, politikus yang dikenal dekat dengan mantan Ketum Anas Urbaningrum itu juga menyerahkan segalanya kepada SBY dan formatur. "Biar formatur yang melihat. Yang jelas, tidak akan ada pembersihan dan penggusuran. Itu kan yang sudah disampaikan Ketum," ujar Saan lagi.
SBY yang diberi amanat KLB membentuk formatur untuk menata struktur kepengurusan partai telah menunjuk sejumlah kader sebagai anggota. Yaitu, Sekretaris Majelis Tinggi Jero Wacik, Ketua Harian DPP Syarif Hasan, Wakil Ketua Umum DPP Max Sopacua, dan Ketua Fraksi PD Nurhayati Ali Assegaf.
Hingga kemarin, pengumuman struktur baru hasil penataan belum dipastikan. Termasuk, nama dan posisi yang mungkin terkena penataan juga masih dirahasiakan. "Belum dibahas secara pasti, rencananya sih nambah dua wakil ketua umum," kata Nurhayati. (dyn/c2/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Gagas Pembentukan Pokja Anti Human Trafficking
Redaktur : Tim Redaksi