Golkar Babel Pengin Ketua Umum Dipilih Secara Aklamasi

Rabu, 13 November 2019 – 16:48 WIB
Kantor DPP Partai Golkar. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPD Golkar Bangka Belitung (Babel) Hendra Apollo menyikapi dinamika dan interaksi yang berkembang menjelang munas. Menurut dia, makin menajamnya konflik dan ancaman perpecahan menjadikan pemilihan ketua umum secara aklamasi jadi kewajiban.

"Penetapan ketua umum harus dilakukan secara aklamasi. Harus bisa! Kalau tidak aklamasi, ya, musyawarah mufakat. Itu memang jalan terbaik. Kalau sampai ke acara pemilihan, pastinya dengan pemungutan suara, itu bahaya! Voting berpotensi mengancam keutuhan partai. Saya khawatirkan partai akan kembali pecah, bahkan mungkin saja akan lahir partai baru," papar Hendra Apollo saat dihubungi Rabu (13/11) di Bangka.

BACA JUGA: Zulkifli Hasan Berani Sebut Bamsoet Calon Ketum Golkar

Babel, dengan delapan suara, lanjut dia, solid mendukung Airlangga Hartarto. "Kami perjuangkan aklamasi atau musyawarah mufakat untuk Pak Airlangga Hartarto," tegas Hendra Apollo.

"Sikap seluruh voter atau pemilik suara di Babel sudah jelas. Kami solid untuk aklamasi atau musyawarah mufakat. Pilihannya hanya dua itu, kalau tidak aklamasi ya musyawarah mufakat. Kalau memungkinkan sikap Babel ini akan saya sampaikan di Rapimnas," papar Hendra Apollo yang juga wakil ketua DPRD Babel.

BACA JUGA: Ini Instruksi Dedi Mulyadi kepada Pengurus Golkar Depok

Rapimnas Partai Golkar, digelar 14-15 November, menjadi mekanisme wajib bagi partai berlambang pohon beringin sebelum perhelatan munas. Rapimnas diikuti seluruh pengurus DPP Partai Golkar dan pimpinan DPD tingkat I Partai Golkar dari seluruh Indonesia.

Selain mengesahkan jadwal pelaksanaan Munas Golkar kepada seluruh jajaran yang hadir, Rapimnas juga membahas persiapan gelaran Pilkada serentak tahun 2020. Golkar harus mempersiapkan pelbagai langkah dan strategi untuk menghadapi gelaran tersebut.

BACA JUGA: Maju Mundur soal Ketum Golkar, Bamsoet Mau Jadi Pesaing Syahrini?

"Ya,kita bersama-sama membahas langkah-langkah strategis apa yg diambil Golkar untuk menghadapi pilkada serentak tahun depan," Hendra Apollo mengingatkan.

"Pastinya kita menginginkan kemenangan di pilkada 2020, bagi kader-kader Golkar di daerah. Kemenangan kader-kader partai itu dimungkinkan jika kita tetap solid, baik di pusat maupun daerah. Nah, kalau pusat terancam perpecahan, bagaimana kita bisa bicara kemenangan-kemenangan di pilkada serentak tahun depan?" Hendra Apollo balik bertanya.

Dalam pandangan Hendra Apollo situasi menjelang munas kurang kondusif. Friksi-friksi kian menguat. Dia juga menyebut, tidak menafikan kemungkinan adanya politik uang. "Bagaimana tidak? Kalau calonnya lebih dari satu, bisa saja. Sekarang, selain Pak Airlangga dan Pak Bambang Soesatyto, mau mau juga Pak Agus Gumiwang Kartasasmita dan Pak I Indra Bambang Utoyo," ujar Hendra Apollo.

"Ketika Pak Airlangga berkunjung ke Babel sekitar empat bulan lalu saya sebenarnya sudah mengusulkan agar penetapan ketua umum di munas diarahkan pada aklamasi. Itu empat bulan lalu, sekarang sepertinya sulit, calonnya lebih dari satu."

Walau demikian, Hendra Apollo juga mengutarakan keyakinannya bahwa kader-kader Partai Golkar sudah dewasa untuk mencermati dinamika yang terjadi dan ancaman perpecahan. "Sejarah membuktikan bahwa Golkar selamat dari konflik sebesar apa pun. Saya masih percaya itu. Golkar itu partai besar," tandasnya.

Hendra Apollo mengingatkan juga bahwa peristiwa akbar dari Partai Golkar seperti munas ini tentunya menjadi pusat perhatian dari partai-partai lainnya, yang sejatinya adalah pesaing Golkar. Mereka menantikan momen-momen yang terjadi dari munas nanti.

"Jangan sampai kader-kader partai lain menari-nari di balik penderitaan kita," katanya. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler