JAKARTA - Wasekjen DPP Partai Golkar, Leo Nababan menegaskan bahwa partainya tidak memiliki bakal caleg yang terdaftar di dua dapil atau partai berbeda. Pasalnya, seluruh bakal caleg Golkar adalah benar-benar kader partai berlambang pohon beringin tersebut.
Hal ini disampaikan Leo dalam acara diskusi bertajuk 'Dilema Caleg Ganda Dibalik Parpol Menetapkan DCT" di Media Center KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Rabu (1/5). "Golkar pastikan tidak ada, karena di partai (Golkar) sudah ada database kader jadi nggak mungkin ada caleg yang ganda," katanya.
Leo mengatakan, adanya caleg yang terdaftar di dua partai berbeda disebabkan partai tidak selektif dalam menerima bakal caleg. Banyak partai menerima non-kader untuk menjadi bakal caleg tanpa melalui mekanisme seleksi yang jelas. Akibatnya, partai tidak mengetahui dengan pasti latar belakang dan rekam jejak sang bacaleg.
Oleh karenanya, sambung Leo, sangat penting bagi partai untuk memiliki sistem kaderisasi yang baik. Sehingga dalam menentukan bakal caleg, partai tidak perlu mengambil orang dari luar.
"Yang paling merusak bangsa ini adalah tidak ada sistem pengkaderan di parpol. Kita bukan ambil tiket untuk nonton bioskop atau 'ujug-ujug' (tiba-tiba muncul, red) tapi menempatkan kader sebagai calon pemimpin," papar bakal caleg yang terdaftar di daerah pemilihan (dapil) Sumatera Utara (Sumut) I itu.
Karenanya Leo meminta masyarakat ikut mengawal proses penetapan daftar caleg pemilu 2014. Ia menegaskan, masyarakat perlu terlibat dalam pengawasan agar anggota DPR RI periode mendatang bisa berkualitas.
"Saya minta kepada wartawan untuk menyampaikan rekam jejak para caleg agar masyarakat tahu. Agar kualitas calon yang akan menempati kursi DPR nanti benar-benar berkualitas," pungkasnya.(dil/jpnn)
Hal ini disampaikan Leo dalam acara diskusi bertajuk 'Dilema Caleg Ganda Dibalik Parpol Menetapkan DCT" di Media Center KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Rabu (1/5). "Golkar pastikan tidak ada, karena di partai (Golkar) sudah ada database kader jadi nggak mungkin ada caleg yang ganda," katanya.
Leo mengatakan, adanya caleg yang terdaftar di dua partai berbeda disebabkan partai tidak selektif dalam menerima bakal caleg. Banyak partai menerima non-kader untuk menjadi bakal caleg tanpa melalui mekanisme seleksi yang jelas. Akibatnya, partai tidak mengetahui dengan pasti latar belakang dan rekam jejak sang bacaleg.
Oleh karenanya, sambung Leo, sangat penting bagi partai untuk memiliki sistem kaderisasi yang baik. Sehingga dalam menentukan bakal caleg, partai tidak perlu mengambil orang dari luar.
"Yang paling merusak bangsa ini adalah tidak ada sistem pengkaderan di parpol. Kita bukan ambil tiket untuk nonton bioskop atau 'ujug-ujug' (tiba-tiba muncul, red) tapi menempatkan kader sebagai calon pemimpin," papar bakal caleg yang terdaftar di daerah pemilihan (dapil) Sumatera Utara (Sumut) I itu.
Karenanya Leo meminta masyarakat ikut mengawal proses penetapan daftar caleg pemilu 2014. Ia menegaskan, masyarakat perlu terlibat dalam pengawasan agar anggota DPR RI periode mendatang bisa berkualitas.
"Saya minta kepada wartawan untuk menyampaikan rekam jejak para caleg agar masyarakat tahu. Agar kualitas calon yang akan menempati kursi DPR nanti benar-benar berkualitas," pungkasnya.(dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Golkar Tolak Program BLT dan Raskin
Redaktur : Tim Redaksi