Golkar Dominan di Wilayah Demokrat

Persentase Kemenangan Pilkada

Minggu, 31 Oktober 2010 – 08:18 WIB

JAKARTA - Hasil pemilu legislatif 2009 sangat berbeda jika dibandingkan dengan hasil pilkadaPartai Demokrat yang sukses dalam pemilu lalu tergencet dalam pemilihan kepala daerah

BACA JUGA: Prabowo Siap Jadi Capres 2014

Sedangkan Golkar menjadi parpol tersukses dalam pemilihan penguasa daerah itu

     
Berdasar data kemenangan pilkada yang dicatat Lembaga Survei Indonesia (LSI), dominasi beringin merambah wilayah yang dalam pemilu dimenangi Demokrat

BACA JUGA: Prabowo Larang Kader Gerindra Ikut Kunker

Perhitungan kemenangan tersebut bukan hanya atas calon yang diusung sendiri oleh parpol, tapi juga yang dicalonkan bersama parpol lain


"Golkar makin menguat jika dibandingkan dengan pilkada periode lalu (sebelum Pemilu 2009, Red)," ujar Burhanudin Muhtadi, peneliti LSI, saat dihubungi, Sabtu (30/10).
     
Menurut Burhan, dominasi kemenangan Golkar paling terlihat di wilayah Indonesia bagian timur

BACA JUGA: Enam Partai Gurem Merapat ke Gerindra

Hampir semua pilkada di Maluku dan Papua disapu bersih (Golkar)Namun, kemenangan yang paling signifikan adalah dominasi Golkar di Jawa TimurPemilihan calon berdasar survei popularitas menjadi penyebab utama kemenangan Golkar"Di antara 16 pilkada (di Jatim), 11 dimenangkan Golkar," beber Burhan.
     
Kemenangan Golkar di Jatim itu menggusur dominasi Demokrat dan Partai Kebangkitan BangsaMenurut Burhan, Partai Demokrat yang dulu memenangi perolehan suara pemilu legislatif di Jatim, saat ini baru memenangi satu pilkadaPilkada Kota Malang yang dimenangi pasangan Rendra Kresna dan Subhan adalah satu-satunya kemenangan Demokrat"Itu pun salah satunya dengan menggandeng Golkar dalam gerbong dukungan," ungkap Burhan.
     
Sementara itu, PKB yang disebut memiliki basis pendukung kuat di Jatim juga merosot tajamKemenangan paling signifikan yang diraih PKB adalah saat mencalonkan Saiful Ilah dalam pilkada SidoarjoSelebihnya, beberapa pilkada lain direbut PDIP, yang salah satunya menang dalam pilwali Surabaya.
     
Mengapa Demokrat dan PKB kalah di Jatim? Burhan menyatakan, salah satu penyebabnya adalah tidak berfungsinya mesin partaiSaat Demokrat masih dipimpin Hadi Utomo, banyak pemilihan sosok kepala daerah yang tidak sesuai dengan harapan kaderPemilihan tidak berbasis survei, melainkan kecocokan secara personal pilihan petinggi partai"Dari sisi jaringan, Demokrat tidak sesolid Golkar dan PDIP," sebut Burhan.
     
Saat dipimpin Hadi, raihan kemenangan Demokrat baru mencapai 26 persenJumlah itu terbilang ironis bagi sebuah partai pemenang Pemilu 2009Baru saat Anas Urbaningrum memimpin, Demokrat mulai terkatrolTiga kemenangan pemilihan gubernur terjadi saat kepemimpinan AnasNamun, start yang dilakukan Demokrat, menurut Burhan, sudah terlambat"Karena Golkar sudah berlari kencang," ujarnya.
     
Setali tiga uang, merosotnya perolehan suara PKB di lumbungnya disebabkan faktor internalBurhan menyatakan, PKB kerap memberikan tiket dukungan kepada calon yang popularitasnya tidak memadai"Kalau pakai ilmu dukun, ya tidak berpengaruh," sindir BurhanSebab, menurut dia, survei popularitas calon hanya bisa dikalahkan mesin partai yang berjalan efektif.
     
Burhan mengingatkan, meski meraih suara signifikan di pilkada, itu tetap saja tidak bisa menjadi tolok ukur bagi Pemilu 2014Dalam posisi kemenangan Golkar, calon kepala daerah hanya diukur berdasar popularitasSementara yang dibutuhkan dalam pemilu nasional adalah popularitas dan elektabilitas"Golkar juga tidak bisa mengklaim menang karena di dalamnya ada iuran partai lain," ujarnya.
     
Salah satu tolok ukur adalah raihan Golkar pada pilkada periode 2004"2009Ketika itu Golkar juga dominan dengan meraih 42 persen suara dalam pilkadaNamun, raihan tersebut ternyata berbanding terbalik dengan merosotnya suara Golkar pada pemilu legislatif"Pengalaman membuktikan, banyak kepala daerah yang merasa tidak memiliki utang budi (karena sudah populer)," kata Burhan.
     
Faktor kepopuleran "namun tidak memiliki loyalitas" itu juga menjadi catatan pembahasan di Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar pertengahan Oktober laluLaporan komisi C rapimnas yang membidangi pilkada menyatakan, tokoh dari luar Golkar terkadang hanya populer, namun tidak memiliki kontribusi signifikan"Tokoh dari luar terkadang merugikan Golkar," ujar Lakama Wiyaka, juru bicara komisi C.
     
Demi meningkatkan perolehan suara pada Pemilu 2014, komisi C mengusulkan agar kader internal Golkar dimaksimalkanCaranya, jika hasil survei menunjukkan kader internal belum populer, perlu dilakukan pendampingan dari tim internal"Sebaiknya dipilih kader yang loyal demi masa depan partai," tuturnya(bay/c3/tof)
     

Kemenangan Partai Dalam Pilkada Golkar 53% PDI Perjuangan 35% PKS 34% Demokrat 32% PAN 32% PPP 24% Hanura 21% PKB 20% Gerindra 12%  
*) Data LSI hingga Oktober 2010.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Prabowo: Gerindra Tak Persoalkan PT


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler