Golkar Harus Belajar dari Pengalaman

Nurul Masih Jagokan Ical

Kamis, 01 Mei 2014 – 14:37 WIB

jpnn.com - JAKARTA- Partai Golkar seharusnya bisa belajar dari pengalaman pelaksanaan pemilihan 2004 dan 2009 yang lalu. Sebab, dalam pemilu itu partai berlambang Pohon Beringin ini berhasil meraih suara yang cukup tinggi, namun gagal pada pemilihan presiden.

Direktur Eksekutif Political Communication Heri Budianto memprediksi, bahwa kekalahan Partai Golkar di Pilpres bisa saja terjadi di 2014 kalau tidak mau belajar dari pengalaman.

BACA JUGA: Sengketa Jarak Jauh, MK Maksimalkan Konferensi Video

"Semestinya Partai Golkar dapat belajar dari Pemilu 2004 dan 2009 yang tidak menang Pilpres," ungkap Heri dalam diskusi bertajuk 'Membaca Peluang Poros Keempat : Mungkin atau Tidak?' di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (1/5).

Karenanya, Heri menyarankan PG sebaiknya segera mencari tokoh muda sebagai pengganti Aburizal Bakrie yang diusung sebagai calon presiden.

BACA JUGA: Golkar-Gerindra Merapat, Priyo Diusung Dampingi Prabowo

"Harus ada penggantinya, seperti kader muda. Masih realistis kah kira-kira Partai Golkar mengusung Ical untuk menjadi Capres?" tanya Heri.

Menurut Heri, nama Ical sudah tidak lagi menjual. Karenanya, ia menegaskan, Partai Golkar harus segera mencari tokoh muda yang menjual. Ia menilai salah satu nama kader muda PG yang cukup menjual, adalah Priyo Budi Santoso, Wakil Ketua DPR RI.

BACA JUGA: Jokowi Temui Buruh Tani Sebagai Capres

Menurutnya, nama Priyo seringkali dipilih responden survei PolcoMM, sebagai tokoh muda berpotensi untuk diusung sebagai cawapres. "Tidak dipungkiri, Partai Golkar itu memang selalu memiliki stok. Saya harap Partai Golkar masih mau bersikap realistis. Ada nama Priyo di DPR. Selain itu, kan ada juga nama Mbak Nurul (Arifin, anggota Komisi II DPR RI, yang turut hadir dalam acara diskusi ini)," kata dia.

Lebih lanjut Heri pun juga memprediksi, bahwa jika Partai Golkar tetap bersikukuh untuk mengusung Ical pada Pilpres 2014 nanti, maka mereka bakalan mengalami kegagalan total. "Saya pikir Pak Ical sulit untuk menang. Apalagi Partai Golkar tak biasa bermain oposisi," katanya.

Sedangkan Nurul Arifin menegaskan bahwa dari ketiga capres yang ada, Joko Widodo, Prabowo Subianto dan ARB, maka ARB lah yang bisa meneruskan pemikiran Susilo Bambang Yudhoyono.

"Dari ketiga calon yang ada sekarang ini, dari prespektif saya pribadi bahwa yang paling bisa meneruskan pemikiran SBY adalah ARB," tegas Nurul dalam diskusi itu.

Nurul mengaku dari dua calon lain, belum melihat seperti apa kebijakan di tingkat global maupun nasionalnya seperti apa. Selain itu, kata dia, apakah pakar bisa menerima atau tidak. "Sekarang kan seperti keberpihakan yang sifatnya emosional seolah-olah bisa menggiring satu persepsi ekonomi padahal realitasnya tidak seperti itu," kata Anggota Komisi II DPR ini. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan: Jangan Sampai Semut Ramai Dulu Baru Diberi Gula


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler