JAKARTA - Dewan Pengurus Pusat Partai Golkar (DPP PG) berupaya agar bisa cepat memutuskan siapa calon yang akan diusung dalam pemilukada gubernur Sumut 2013 mendatang. Partai beringin rindang itu saat ini sedang dalam proses melakukan survei untuk mengukur tingkat elektabilitas dan popularitas nama-nama kandidat yang sudah beredar di masyarakat.
"Saat ini kita sedang survei," ujar Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Leo Nababan kepada JPNN di Jakarta, kemarin (15/3).
Seperti diketahui, partai-partai besar cenderung lamban memutuskan calon yang bakal diusung di setiap pemilukada untuk memilih gubernur. Sebut saja pilgub DKI Jakarta, meski telah memasuki pendaftaran pasangan calon ke KPUD, hingga kemarin sejumlah partai besar belum juga menetapkan calonnya, termasuk dengan partai mana akan berkoalisi.
Di Partai Demokrat, PDIP, PKS, PPP, masih terjadi tarik-menarik di internal partai. Bisa dibilang, Partai Golkar lah yang paling cepat memastikan calonnya, yakni Alex Noerdin, sebagai cagub DKI Jakarta.
Apakah untuk pilgub Sumut nanti Golkar juga akan paling cepat menentukan calonnya? "So pasti," tegas Leo Nababan.
Sebelumnya, pemerhati politik lokal, DR Umar Syadat Hasibuan kepada JPNN pernah menganalisis, Golkar bakal mengusung Gus Irawan. Ini lantaran Gus sudah punya kedekatan dengan Golkar, antara lain karena abangnya, Bomer Pasaribu, merupakan politisi senior Golkar. "Posisi Gus Irawan juga diuntungkan dengan kondisi saat ini dimana tokoh Golkar Sumut tidak ada yang menonjol," ujar Umar Hasibuan.
Apakah lantaran sudah mengantongi nama sehingga Golkar menjanjikan paling cepat mengumumkan calonnya? Leo belum memberi kepastian karena saat ini masih sedang survei. Yang pasti, nama-nama yang beredar semua disurvei, termasuk Gus Irawan.
Hanya saja Leo mengatakan, ketika sudah ada nama yang mantap, maka proses penggodokan tidak perlu waktu lama. "Kalau sudah mantap, ngapain lama-lama," tegasnya, lagi-lagi belum mau menyinggung nama.
Leo menyebut partainya merupakan partai yang sudah cukup matang dalam pergulatan politik. Golkar, katanya, selalu menghitung aspek waktu, kapan saatnya menetapkan calon. "Politik itu momentum," ujarnya.
Maksudnya, penentuan calon juga harus berdasarkan taktik dan strategi. "Kalau sudah ada yang mantap, harus cepat. Kalau tidak cepat, bisa ketinggalan kereta. Calon itu bisa diambil partai lain. Golkar tak mau ketinggalan kereta," imbuhnya lagi.
Berdasarkan pengalaman pilgubsu 2008, PDIP merupakan partai yang baru menetapkan dan mendaftarkan calonnya, yakni Tri Tamtomo-Benny Pasaribu, di menit-menit terakhir. Rapat penentuan nama di DPP PDIP, saat itu, bahkan digelar beberapa jam sebelum penutupan pendaftaran calon di KPU Provinsi Sumut. Chairuman Harahap, yang saat itu mendaftar sebagai calon PDIP, harus gigit jari dan gagal ikut bertarung di pilgubsu. Penetapan calon oleh PDIP yang di menit-menit akhir itu membuat posisi Chairuman "terkunci", tidak punya waktu lagi mencari partai lain sebagai perahu untuk maju.
Model PDIP yang seperti itu, ada tanda-tanda bakal terulang lagi di pilgubsu 2013. Politisi PDIP, Ganjar Pranowo, kepada JPNN beberapa waktu lalu menyebutkan, partainya masih dalam taraf membaca dinamika yang berkembang. Sama sekali belum melakukan apa-apa, termasuk survei.
Hal ini diperkuat pernyataan politisi senior PDIP, Sabam Sirait, yang mengatakan, pihaknya akan mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai siapa calon yang kiranya layak diusung. Meski mengarah ke RE Nainggolan, namun itu baru pendapat pribadi Sabam.
"Di Taput itu, sewaktu Nainggolan itu jadi bupati, pertama kalinya saya makan kuda," ujar Sabam Sirait, kepada JPNN beberapa waktu lalu.
Jadi, PDIP akan mengusung RE Nainggolan? Sabam tidak memberikan jawaban tegas. Secara diplomatis, dia mengatakan, "Kalau dari keluarganya, dari keluarga baik, jujur. Buat saya harus dicari yang jujur. Jujur yang pertama, yang kedua pintar."
Untuk masalah kecepatan pencalonan ini, Golkar kemungkinan hanya tersaingi oleh PKS. Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DPP PKS) menyediakan waktu yang cukup panjang untuk ancang-ancang menghadapi "pertempuran" di pilgub Sumut 7 Maret 2013. Partai berbasis ideologi Islam itu tidak mau lagi mengulangi kejadian pilgub Sumut 2008, dimana hanya punya waktu yang mepet untuk menetapkan calon dan partner koalisi.
Tidak ingin tergagap-gagap lagi jelang pilgub Sumut 2013, saat ini DPP PKS sudah mulai menginventarisir nama-nama calon yang akan diajukan di pesta demokrasi lima tahunan tingkat lokal di Sumut itu.
DPP PKS telah membentuk tim khusus untuk proses penggodokan nama kandidat. "Saat ini nama-nama sedang kita godok. Ada tim khusus yang menangani hal ini," ujar Ketua DPP PKS, Refrizal.
Sumut sendiri, bagi PKS, merupakan salah satu daerah yang dijadikan barometer. Karenanya, Mukernas PKS tahun ini akan digelar di Medan, yakni pada 26 Maret 2012 mendatang. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... UU Pemilu Harus Membuka Ruang Capres Independen
Redaktur : Tim Redaksi