Golkar Menurun, PKPI Juru Kunci

Minggu, 07 April 2013 – 15:41 WIB
JAKARTA - Elektabilitas Partai Golkar masih tertinggi dibanding dengan partai lainnya. Itu berdasarkan hasil survei Indonesia Network Election Survei (INES) yang dipaparkan, Minggu (7/4), di Jakarta. Menurut INES, partai belambang pohon beringin itu meraih 19,7 persen.

Kendati demikian, Direktur Eksekutif INES Sudrajat Sacawidsastra menyatakan, raihan Partai Golkar itu mengalami penurunan jika dibanding hasil jajak pendapat INES ada Oktober 2012, yang saat itu partai berlambang Pohon Beringin ini meraih 22,1 persen.

Menurut Sudrajat, menurunnya elektabilitas partai yang dipimpin Aburizal Bakrie itu karena ada kadernya yang jadi tersangka korupsi PON. Selain itu atas tuduhan bekas Bendahara Umum Partai Demokrat, M Nazaruddin terhadap dua anggota DPR dari partai tersebut yang diduga terkait dugaan korupsi Simulator SIM.

Di posisi kedua, bertengger PDI Perjuangan. Menurut Sudrajat, elektabilitas PDI Perjuangan, pada Maret 2013 naik menjadi 18,5 persen dari 17,4 persen pada hasil survei Oktober 2012.

"Kenaikan PDIP membuktikan bahwa kerja partai melalui konsolidasi partai punya dampak yang positif," tutur Sudrajat.

Bertengger di posisi ketiga adalah Partai Gerindra. Partai besutan Prabowo Subianto itu mengalami kenaikan dari 14,3 persen pada Oktober 2012 menjadi 18,2 persen pada Maret 2013.

Kenaikan itu, Sudrajat menerangkan, karena publik menilai Gerindra sebagai partai bersih dari berbagai kasus korupsi. "Dan mempunyai seorang endoser (tokoh partai yang memberi dampak kenaikan elektabilitas) yakni Prabowo Subianto," ungkapnya.

Posisi berikutnya ada Partai Amanat Nasional yang meraih 10,6 persen; Partai Demokrat 9,3 persen; Partai Hanura 5,5 persen; Partai Persatuan Pembangunan 5,3 persen.
Kemudian, Partai Kebangkitan Bangsa 3,6 persen; Partai Keadilan Sejahtera 3,4 persen; Partai NasDem 3,3 persen; Partai Bulan Bintang 1,2 persen serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 1,1 persen.

Sudrajat memaparkan, pada survei kali ini juga ditemukan bahwa konflik yang terjadi di Partai NasDem menyebabkan elektabilitas partai besutan Surya Paloh itu mengalami penurunan. Pada Oktober 2012, NasDem elektabilitas 5,2 persen dan kini turun menjadi 3,3 persen.

"Di sini dapat disimpulkan bahwa faktor Hary Tanoesoedibjo yang mundur dari (Partai) NasDem memiliki hubungan positif terhadap menurunnya elektabilitas NasDem," ungkapnya.

Sedangkan Hanura mengalami peningkatan akibat bergabungnya Hary di partai besutan Wiranto itu.

"Hanura diuntungkan dengan iklan, pemberitaan yang gencar oleh jaringan media TV dan media cetak milik Hary Tanoe," paparnya.

Lebih jauh dia menyimpulkan dalam survei kali ini, hanya PDIP, Gerindra, PPP, Hanura, Partai Demokrat serta PAN yang mengalami kenaikan trend elektabilitas. "Sementara PKS makin mengalami penurunan elektabilitas dikarenakan klaim sebagai partai bersih tidak terbukti dengan ditangkapnya Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq dalam kasus impor daging sapi," pungkasnya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KBRI Pyongyang Segera Evakuasi WNI

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler