Golkar, PPP dan PAN Membangun Koalisi, Nyarwi: Memberikan Warna Baru di Pilpres 2024

Minggu, 15 Mei 2022 – 01:35 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (ketiga kiri) berbincang dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (ketiga kanan) dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa (kedua kiri) didampingi jajaran pengurus partai saat mengelar pertemuan di Jakarta, Kamis (12/5/2022). Pertemuan tersebut dalam rangka silaturahmi lebaran dan pembahasan koalisi Bersatu (Beringin, Ka'bah, dan Matahari). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/pras.

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) Nyarwi Ahmad mengatakan pertemuan tiga partai, yakni Golkar, PPP dan PAN, sangat potensial memberikan warna baru yang menjadikan arus dan dinamika politik jelang Pilpres 2024 bisa berbeda dengan menjelang Pilpres 2019 lalu. 

“Pertemuan ini paling tidak menyiratkan empat hal,” kata Nyarwi dalam keterangannya kepada JPNN.com, Sabtu (14/5). 

BACA JUGA: Laskar Ganjar - Puan Mencurigai Koalisi 3 Partai hanya Alat Bargaining Politik

Pertama, pertemuan ini sangat menarik karena dilakukan oleh parpol-parpol yang masing-masing dari mereka tidak memiliki tokoh-tokoh populer dengan tingkat elektabilitas unggulan yang dapat diandalkan untuk memenangkan Pilpres 2024 mendatang. 

Menurutnya, kondisi ini tentu saja bisa memunculkan dua konsekuensi bagi para tokoh-tokoh yang selama ini oleh data survei dari lembaga kredibel dipandang sudah cukup populer dan memiliki elektabilitas potensial. 

BACA JUGA: 3 Parpol Besar Bergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu, Partai Garuda Bilang Begini

Dia mengatakan jika ketiga partai tersebut menyelenggarakan konvesi capres secara terbuka dan demokratis, para tokoh-tokoh potensial yang sudah populer dan memiliki potensi akselerasi elektabilitas bagus namun bukan ketua umum partai, akan memiliki peluang besar untuk dapat dicalonkan dari koalisi yang dibangun oleh Golkar, PPP dan PAN ini. 

“Sebaliknya, jika ketiga partai ini bersepakat untuk mencalonkan pasangan capres-cawapres dari dari kalangan pemimpin maupun tokoh partai tersebut, maka peluang mereka untuk mendapatkan tiket capres atau cawapres dari koalisi dari ketiga partai ini akan lenyap,” paparnya. 

BACA JUGA: Koalisi Indonesia Bersatu Besutan Airlangga Ingin Akhiri Politik Identitas

Menurutnya, jika melihat tingkat popularitas dan elektabilitas dari pimpinan Golkar, PAN dan PPP, tampaknya kondisi yang kedua tersebut kecil kemungkinan akan terjadi. 

Dia berpendapat kemungkinan yang justru terjadi adalah jalan tengah, yang mana ketiga partai ini akan melakukan konvensi untuk mendapatkan capres yang paling potensial memenangkan Pilpres 2024. 

“Namun, untuk posisi cawapres kemungkinan salah satu dari ketiga ketua umum parpol ini. Dari ketiganya, peluang Airlangga Hartarto untuk dicalonkan sebagai cawapres tampaknya paling besar,” ungkapnya. 

Kedua, lanjut Nyarwi, pertemuan ini juga menunjukkan bahwa dinamika internal di dalam masing-masing partai maupun eksternal antarpartai yang sudah memiliki kursi di Senayan untuk memaksimalkan peluangnya dalam Pilpres 2024 makin memanas. 

“Pertemuan ini menyiratkan partai-partai tersebut tidak mau lagi ketinggalan atau bahkan kehilangan peran yang mestinya dalam mereka lakukan dalam arena pilpres di Indonesia,” jelasnya. 

Ketiga, pertemuan ini menunjukkan bahwa 'peran partai' dalam mewarnai proses kandidasi hingga pemenangan dalam Pilpres 2024 akan jauh lebih menguat dibandingkan dengan para tokoh atau komunitas sukarelawan pendukung para tokoh-tokoh populer. 

Situasi ini tampaknya agak berbeda dengan apa yang terjadi menjelang Pilpres 2019 lalu, yang mana para pimpinan partai tampak 'kurang berdaya' di tengah menguatnya tekanan para sukarelawan yang menjadi pendukung para capres yang berpeluang besar dalam pilpres itu. 

Keempat, katanya, pertemuan ini juga mengindikasikan bahwa bursa pertarungan Pilpres 2024 kemungkinan besar akan diramaikan dengan tiga atau empat episentrum koalisi partai. 

“Adanya pertemuan tersebut, pimpinan Golkar jelas ingin menunjukkan bahwa partainya adalah salah satu kelompok penting yang dapat bermain dalam memenangkan Pilpres 2024,” ujarnya. 

Di luar Golkar, lanjut dia, tiga partai lain dapat menjadi episentrum koalisi, yaitu Nasdem, PDIP dan Gerindra. 

Jika melihat kondisi saat ini, Nasdem tampaknya akan membangun episentrum koalisi sendiri. 

Demikian juga PDIP dan Gerindra, dapat saja menjadi episentrum koalisi jika mereka memiliki kesepakatan dalam menentukan formasi pasangan capres dan cawapres. “Namun, peluang mereka berkoalisi sampai saat ini tampaknya masih kecil,” kata Nyarwi. 

Lebih jauh dia mengatakan Golkar, PAN dan PPP dapat berkembang menjadi satu episentrum koalisi parpol yang solid. 

Meski masing-masing dari partai ini memiliki kelemahan, tetapi juga punya kelebihan. Dua di antara kelebihan itu, yakni masing-masing memiliki karakter mesin organisasi politik yang berbeda dan segmen pasar elektoral/pemilih yang heterogen. 

Dua kondisi semacam itu bisa menjadi modal penting untuk memenangkan Pilpres 2024. 

Dua kondisi ini juga menjadikan mereka saling melengkapi satu sama lain. 

Kondisi ini tidak hanya memungkinkan ketiganya tumbuh menjadi  menjadi barisan koalisi yang kokoh saja. 

Namun juga menjadi tantangan cukup serius bagi koalisi-koalisi lainnya yang potensial dikembangkan oleh parpol-parpol lain.

“Khususnya Partai Gerindra dan PDIP,” pungkas Nyarwi. (boy/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler