Golkar tak Solid, Ical Terancam Kalah di Pilpres

Rabu, 18 Juli 2012 – 19:41 WIB
JAKARTA - Ketua DPP Partai Golkar, Hajriyanto Y Thohari mengatakan, elit Golkar mestinya merangkul Jusuf Kalla (JK) untuk menyukseskan Aburizal Bakrie sebagai calon presiden (Capres) yang diusung Partai Golkar.

"Situasi dan kondisi politik yang paling ideal adalah bersatunya tokoh-tokoh Golkar mendukung Capres Golkar. Kalau kondisi ideal itu tidak dicapai, ya sulit Capres Golkar untuk menang pada Pilpres 2014 mendatang," kata Hajriyanto Y Thohari, di gedung DPR, Senayan Jakarta, Rabu (18/7).

Untuk bersatunya elit Golkar, lanjut dia, harus ada upaya sungguh-sungguh meretas berbagai pertemuan secara intensif untuk sampai pada kondisi ideal dimaksud.

Menyikapi pernyataan bahwa JK tidak takut dipecat dari Golkar lantaran tidak mendukung pencapresan Ical, Hajrijanto menilai wajar karena JK dikhabarkan tengah melakukan pendekatan kepada sejumlah parpol.

"Mengapa? Karena mungkin beliau sudah dan tengah melakukan penjajakan dengan sejumlah parpol untuk pencapresan 2014. JK menyimpan harapan karena sudah menjadi tokoh nasional dan pernah jadi Wakil Presiden 2004-2009," tegas Wakil Ketua MPR itu.

Bagi seorang JK ancaman akan dipecat dari Golkar karena ikut Pilpres bukan hal yang menakutkan karena komunikasinya dengan lintas partai politik sangat cair. Demikian juga upaya Golkar untuk membatasi kadernya maju di Pilpres kecuali Aburizal Bakrie, menurut Hajriyanto, juga wajar karena dalam dua kali pilpres terakhir Golkar terbilang tidak solid.

"Trauma masa lalu. Di mana Pilpres 2004 dan 2009 Golkar kalah. Kira-kira tesisnya atas kekalahan itu karena Golkar tidak solid. Oleh sebab itu, harus ada upaya untuk menjaga soliditas," tegas dia.

Di dalam AD/ART Golkar larangan kadernya berlaga di Pilpres dengan kendaraan apa pun tidak begitu keras. "Kalau ingin ikut Pilpres, kader harus mampu memberikan argumentasi di hadapan DPP Golkar,” ungkapnya.

Namun, aturan yang baru dibuat sebelum deklarasi pencapresan Ical memang dirumuskan sangat keras di mana tak ada celah bagi kader untuk membela diri jika kemudian memutuskan nyapres lewat kendaraan lain.

"Hanya di Rapimnas Bogor dibuat keputusan baru dimana proses itu lebih dipertegas jadi tidak menggunakan forum pertanggungjawaban tapi keputusan diambil langsung oleh DPP Golkar," kata Hajriyanto. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Zuhro: Peringatan Agar Elit Parpol Tidak Pongah

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler