Golput 45 Persen, KPU Jateng Lepas Tangan

Selasa, 24 Juni 2008 – 10:53 WIB
Seorang pasien di rumah sakit ikut mencoblos dalam pilkada Jawa Tengah. Namun, jumlah golput tetap tinggi. Foto: Radar Semarang.
SEMARANG – Perhelatan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng menyisakan keprihatinanYakni, rendahnya tingkat partisipasi warga provinsi ini dalam menggunakan hak pilihnya.
     Data dari Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jateng menyebutkan bahwa angka golput dalam pilgub yang digelar Minggu (22/6) lalu mencapai 45 persen

BACA JUGA: Golput Pilgub Jateng 40 Persen Lebih

Angka itu lebih tinggi dibanding suara yang diperoleh sang pemenang, pasangan Bibit Waluyo-Rustriningsih
Jago PDIP tersebut mengumpulkan suara sekitar 44 persen.
    Meski demikian, Ketua KPUD Jateng Fitriyah menolak anggapan bahwa tingginya angka golput merupakan cermin “gagalnya” (kinerja) lembaganya

BACA JUGA: Rustriningsih Mainkan Peran Kunci

Menurutnya, golput merupakan akibat lemahnya pendidikan politik di masyarakat

“Jadi, itu bukan tanggungjawab kita,” ujarnya di sela-sela penghitungan suara di kantor KPUD Jateng JalanVeteran, Senin (23/6).
Fitria mengaku tingginya angka golput yang mencapai 45 persen dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Jateng memang tidak dipredikisi sebelumnya

BACA JUGA: Bibit-Rustri Pimpin Jateng

Namun sekali lagi, ia menegaskan, masalah itu bukan berarti lantas menjadi tanggungjawab KPUD Jateng.
   Menurutnya, pendidikan politik masyarakat merupakan tugas pemerintah daerah dan partai politik peserta Pilgub beserta ormas pendukungnyaJika pendidikan politik tidak jalan, maka sampai kapanpun golput akan tetap tinggi
“Kami hanya bertugas menyosialisasikan sajaKita sudah kirim per TPS 10 selebaranJadi tidak ada alasan masyarakat tidak tahu Pilgub,” ujarnya.
Selain itu, Fitriyah beralasan, golput juga dimungkinkan karena masyarakat sudah apatis dengan semua calonIa menduga kelima pasangan calgub-cawagub Jateng tidak dipercaya masyarakat sehingga mereka malas memilih.
Terkait pengaruh “kemenangan” golput dalam Pilgub Jateng, ia mengatakan hal itu tidak masalahMenurut Fitriyah, seberapapun jumlah golput, tidak akan mempengaruhi syarat sahnya penetapan gubernur dan wakil gubernur pemenang Pilgub“Meski pemilihnya hanya satu (orang), dia (pemenangnya, Red) tetap sah jadi gubernur,” tandasnya.
   Sementara itu, sejumlah warga mengaku tidak mendapatkan kartu pemilih dan undangan ke TPSKarena merasa tidak dihargai oleh penyelenggara Pilgub, mereka membalasnya dengan sikap cuek terhadap imbauan untuk ikut memberikan suara.
“Buat apa ke TPS dan bawa KTP, wong undangan dan kartu (pemilih) saja nggak diberi? Sebagai pemilih nggak dihormati, ya sudah lupakan saja,” ucap Muhammad Latif, warga Jalan Serimpi Perumahan P4A Pudak Payung kemarin.
Di TPS-nya, yaitu TPS 23 di RW XI, jumlah pemilik suara tercatat 549 orangNamun, sampai pukul 13.00, hanya 281 orang yang memberikan suaranya.
“Banyak data yang salahMisalnya orang sudah meninggal masih diberi kartu, sedangkan warga beneran malah nggak dapat kartu dan undanganIni antara lain karena pihak pendata dari kampung lain dan bukan warga di siniDan data yang dipakai adalah data lama,” jelas Didik Aristo, warga RT 04/RW XI perumahan tersebut
    Pilgub Jateng diikuti lima pasanganYakni, Bambang Sadono-Muhammad Adnan yang diusung Partai Golkar, Agus Soeyitno-Kholik Arif (PKB), Sukawi Sutarip-Sudharto (PD-PKS), Bibit Waluyo-Rustriningsing (PDIP), dan Muhammad Tamzil-Abdul Rozaq (PPP-PAN)Dari penghitungan suara sementara di KPUD, maupun hasil penghitungan cepat (quick count) beberapa lembaga survei, pasangan Bibit-Rustri unggul jauh atas empat rivalnya(dib/wah/jpnn/nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Verifikasi Mulai, Jual Beli KTP Marak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler