Google Doodle Hari Ini: Merayakan Karya Bagong Kussudiardja

Senin, 09 Oktober 2017 – 16:27 WIB
Laman google.co.id menampilkan doodle Bagong Kussudiardja. Foto: Google

jpnn.com - Doodle pria tua berkaca mata sedang memegang kuas menghiasi laman situs pencari google.co.id, Senin (9/10). Di belakangnya ada lukisan sejumlah figur berpakaian tradisional tengah menari.

Pria tua itu adalah maestro tari yang juga pelukis Indonesia, almarhum Bagong Kussudiarja. Hari ini 89 tahun lalu, Bagong dilahirkan di Yogyakarta.

BACA JUGA: Wonderful Indonesia, Komodo Mejeng di Google Doodle

Dilansir Wikipedia, Bagong memulai kariernya sebagai penari Jawa klasik di kampung halamannya pada 1954.

Dia berkenalan dengan seni tersebut melalui Sekolah Tari Kredo Bekso Wiromo, yang dipimpin oleh Pangeran Tedjokusumo, seniman tari ternama.

BACA JUGA: Hormati Saul Bass dengan Google Doodle

Bagong lantas mendirikan Pusat Latihan Tari (PLT) pada 5 Maret 1958 dan Padepokan Seni Bagong Kussudiardja pada 2 Oktober 1978.

Selama hidupnya, lebih dari 200 tari telah diciptakan, dalam bentuk tunggal atau massal, diantaranya tari Layang-layang (1954), tari Satria Tangguh, Kebangkitan dan Kelahiran Isa Almasih (1968), juga Bedaya Gendeng (1980-an).

Dia adalah ayah dari Butet Kertaradjasa dan Djaduk Ferianto. Kakek enam cucu ini juga pelukis, bahkan termasuk perintis seni lukis batik kontemporer.

Bagong juga pernah bermain film, antara lain dalam Kugapai Cintamu. Pada 1985, dia menerima Hadiah Seni Pemerintah RI, dan penghargaan Sri Paus Paulus VI atas fragmennya Perjalanan Yesus Kristus.

Untuk lukisan abstraknya yang dipamerkan di Dacca, Bagong memperoleh medali emas dari pemerintah Bangladesh pada 1980.

Pada Desember 1984, Bagong memulai perjalanan lima bulan ke tujuh negara Eropa. Bersama 14 penari, dia mengadakan 69 kali kegiatan: pentas tari, seminar, lokakarya, pameran batik, dan demonstrasi melukis batik.

Pada Hari Kebangkitan Nasional di Jakarta, 20 Mei 1985, dia mempertunjukkan Pawai Lintasan Sejarah Indonesia, didukung 710 penari dan figuran.

Sebulan kemudian, Bagong beserta 100 penari muncul di pesisir Parangtritis, 27 km di selatan Yogyakarta. Pentas tari kreasinya berjudul Kita Perlu Berpaling ke Alam dan Bersujud pada-Nya.

Bulan berikutnya dia dengan 15 penari manggung di Malaysia, mementaskan tari Gema Nusantara, Igel-igelan, dan Ratu Kidul.

Pada 5 Oktober 1985 di Jakarta, dia menampilkan Pawai Lintasan Sejarah ABRI yang melibatkan 8.000 seniman, militer, hansip, dan veteran.

Bagong meninggal dunia di Jogja pa

Dari sisilah keluarga, Bagong adalah putra RB Tjondro Sentono dan Siti Aminah. Dia adaalah anak keempat dari empat bersaudara. Pertama Kus Sumarbirah, Bagong Kussudiardja, Handung Kussudyarsana, dan terakhir Lilut Kussudyarto.

Kakeknya, Gusti Djuminah konon adalah putra mahkota Sultan HB VII yang karena membelot, terpaksa harus menjalani hukuman kurantil (pengasingan).

Bagong meninggal dunia pada 2004 silam di Yogyakarta. Jasad sang maestro dikebumikan di Dusun Sembungan, Gunung Sempu, Kasihan, Kabupaten Bantul, berdampingan dengan makam istri pertama Soetiana. (mam/JPC)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler