jpnn.com - NEW YORK - Para ilmuwan dan pemerhati lingkungan menciptakan sebuah peta global perubahan kawasan hutan yang memiliki resolusi tinggi dan manfaatnya. Peta ini berhasil diciptakan dengan bantuan Google Earth, seperti dilansir BBC (14/11).
"Ini merupakan peta pertama perubahan hutan yang secara global konsisten dan memiliki relevansi secara lokal," kata Prof Matthew Hansen dari Universitas Maryland, pemimpin tim yang menciptakan peta tersebut.
BACA JUGA: Samsung Siapkan Galaxy Layar Tiga Sisi
Selain itu, alat interaktif online tersebut dapat diakses oleh publik dan dapat melihat lokasi secara detail dengan tingkat resolusi yang tinggi 30 meter. Peta tersebut memuat grafik tentang perjalanan hutan dunia dari tahun 2000 sampai 2012, berdasarkan pada 650.000 citra satelit oleh Landsat 7.
"Apa yang dapat dilakukan oleh sebuah komputer selama 15 tahun dapat diselesaikan dalam beberapa hari dengan menggunakan Google Earth Engine," lanjutnya.
BACA JUGA: Larang Alat Penguat Sinyal Seluler
Dijelaskannya, selama ini, Bumi kehilangan hutan yang luasnya sama dengan Mongolia. Pohon-pohon yang musnah tersebut digambarkan dapat menutupi enam kali wilayah Inggris.
Penggundulan hutan dibarengi dengan kerusakan hutan di Indonesia, Malaysia, Paraguay dan Angola, menurut penelitian yang ditulis dalam jurnal Science.
BACA JUGA: Ilmuwan Temukan Mikroba Awal Kehidupan di Bumi
Dunia sendiri kini telah kehilangan 2,3 juta kilometer persegi, akibat penebangan, kebakaran, penyakit atau bencana. Tetapi juga mendapatkan tambahan kawasan hutan baru seluas 800.000 kilometer persegi, dengan jumlah total kerusakan 1,5 kilometer persegi.
Dibandingkan negara lain, kondisi hutan Brasil menunjukkan perbaikan, dengan menurunkan tingkat kerusakan hutan antara 2003-04 dan 2010-2011. Sementara, kerusakan hutan di Indonesia meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan jumlah penggundulan hutan per tahun yang mencapai 20.000 kilometer pada 2011-12.
Sementara, Paraguay, Malaysia dan Kamboja memiliki tingkat kerusakan hutan tertinggi. Dimana menurut penelitian, secara keseluruhan kerusakan hutan tropis meningkat hingga 2.100 kilometer persegi per tahun.
Peta ini secara rutin diperbaharui dan dapat digunakan mengkaji efektivitas program manajemen hutan. Hal itu dapat membantu kelompok pemerhati lingkungan terhadap dampak deforestasi termasuk ancaman terhadap keberagaman hayati, penyimpanan karbon dan perubahan iklim. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ilmuwan Temukan Fosil Kucing Besar Tertua di Dunia
Redaktur : Tim Redaksi