GP Ansor Jawab 3 Masalah Besar Bangsa via Kirab Satu Negeri

Senin, 06 Agustus 2018 – 19:03 WIB
Rakornas GP Ansor. Foto: GP Ansor

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, pada tahun politik seperti saat ini, bangsa Indonesia masih terkungkung tiga masalah besar.

Yakni, masalah konsensus nasional, klaim keagamaan, dan masalah mayoritas yang lebih memilih diam.

BACA JUGA: GP Ansor dan Pemuda Katolik Gelar Buka Bersama OKP di Sumsel

Menurut pria yang karib disapa Gus Yaqut itu, gerakan kelompok-kelompok yang mempertanyakan konsensus nasional justru kian masif.

Mereka mempertanyakan NKRI, Pancasila, dan UUD 1945. Mereka juga ingin mengganti ideologi dan dasar negara seperti yang dilakukan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

BACA JUGA: GP Ansor Cirebon: Ridwan Kamil Hanya Bagus di Permukaan

“HTI memang telah dibubarkan, tetapi bukan berarti ancaman sirna. Namun, justru berbahaya karena mereka menjadi sulit diidentifikasi. Hal ini dikarenakan pemerintah hanya fokus pada langkah pembubaran. Kami sebenarnya sudah ingatkan jangan buru-buru dibubarkan kalau belum disiapkan jaring pengamannya,” tegas Gus Yaqut dalam rakornas yang dihelat pada 3-4 Agustus 2018.

Dia juga menyoroti pembubaran Ansoru Daulah (JAD). Namun, Gus Yaqut mengaku belum mendengar langkah selanjutnya setelah pembubaran JAD.

BACA JUGA: Koperasi GP Ansor Maksimalkan Teknologi Informasi

“Kalau tidak ada jaring pengamannya, ini sama berbahayanya,” imbuh Gus Yaqut.

Masalah kedua, lanjut Gus Yaqut, adalah klaim keagamaan. Menurut dia, ada sekelompok kecil masyarakat yang merasa paling benar dari sisi pemahaman agamanya.

“Yang tidak seperti mereka dianggap salah, bahkan sesat. Karena dianggap sesat, maka dianggap musuh. Karena dianggap musuh, maka wajib diperangi. Kenyataan ini makin masih di tahun politik sekarang. Menurut saya, hal semacam ini akan dipakai dalam kontestasi politik Pemilihan Presiden 2019,” tambah Gus Yaqut.

Masalah ketiga adalah fenomena diamnya mayoritas atas situasi seperti saat ini.

"Sebenarnya sebagai mayoritas kita memiliki kekuatan lebih untuk menghadapi kaum minoritas yang ingin merongrong NKRI. Saya berharap masyarakat jangan diam lagi menghadapi persoalan bangsa. Jumlah kita ini besar dibanding mereka. Ayo, jangan takut, bersama kita hadapi mereka. Apalagi mereka tidak punya jejak sejarah dalam mendirikan negara ini," tegas Gus Yaqut.

Karena itu, lanjut dia, Ansor dan Banser bertekad tetap menjaga Indonesia dengan kebinekaan.

Bagi Ansor dan Banser, menjaga Indonesia sama dengan menjaga warisan kiai-kiai NU yang ikut memperjuangkan kemerdekaan bangsa, bersama dengan kelompok lainnya.

Hal itulah yang membuat GP Ansor menggagas kegiatan Kirab Satu Negeri yang akan dilaksanakan pada pertengahan September mendatang.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pintu masuk untuk memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa Indonesia memiliki tiga masalah besar tersebut.

Dia menerangkan, Kirab Satu Negeri akan diberangkatkan dari lima titik terluar Indonesia.

Masing-masing titik akan menghadirkan tokoh bangsa untuk mengingatkan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa serta kewajiban menjaga Indonesia dari segala rongrongan

“Jika kita diam saja, saya pastikan tidak perlu menunggu sampai tahun 2030 seperti dikatakan Pak Prabowo. Dalam waktu tidak terlalu lama Indonesia benar-benar bisa bubar. Tentu kita tidak mau Indonesia yang kita cintai ini bubar,” ucap Gus Yaqut. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... GP Ansor Dirikan 24 Posko di 18 Kecamatan


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler