jpnn.com - JAKARTA - Barisan Ansor Serbaguna (Banser) akan ikut mengamankan pelaksanaan salat Idul Adha, khususnya yang dijalankan warga Muhammadiyah di daerah yang dianggap rawan perbedaan.
Hal tersebut sudah sejalan dengan instruksi dari Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Nusron Wahid.
BACA JUGA: Harga Sapi Naik Rp 3 juta, Kambing Rp 500 ribu
"Perbedaan itu rahmat dan hak warga negara dalam meyakini sebuah keyakinan agama. Kita wajib menghormati dan menjunjung tinggi," kata Nusron, Selasa (22/9).
Nusron mengatakan, Banser akan bahu membahu dengan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) dalam rangka mensukseskan pelaksanaan Hari Raya Kurban atau Idul Adha tahun ini.
BACA JUGA: SP JICT Geruduk KPK, Laporkan Dugaan Korupsi RJ Lino
Perbedaan tanggal dalam penetapan Idul Adha antara Muhammadiyah yang telah menetapkan tanggal 23 September sebagai pelaksanaan Idul Adha di tahun 1436 Hijriah, dengan pemerintah yang menetapkan tanggal 24 September harus disikapi dengan saling menghormati dan menghargai.
"Ansor sudah memerintahkan Banser untuk bahu membahu dengan KOKAM Pemuda Muhammadiyah. Ini sikap untuk menghormati dan mengamankan salat Idul Adha warga Muhammadiyah," ungkapnya.
BACA JUGA: Ini Tiga Syarat Agar Pesawat Asing yang Melintas di Langit RI tak Dikejar Sukhoi TNI AU
Nusron menjelaskan, perbedaan dalam menetapkan tanggal pelaksanaan Idul Adha, maupun Idul Fitri adalah suatu keniscayaan mengingat metode yang dipakai berbeda. Dan dari perbedaan metode itu, yakni metode Hisab yang digunakan Muhammadiyah maupun NU yang metodenya sama dengan yang digunakan dalam penetapan oleh pemerintah yakni metode Ru'yah, sama-sama diyakini kebenarannya.
Untuk itu, dalam menyikapi perbedaan itu harus saling menghormati dan menghargai. "Kalau perbedaan ini disikapi secara tenang sebagai hal yang biasa saja, tentu rakyat juga tenang menjalaninya. Makanya, kami di Ansor ingin menunjukkan bahwa perbedaan ini bukanlah masalah, kita tetap bahu-membahu dan saling menghormati," jelasnya.
Nusron pun berharap agar semua pihak, khususnya para ulama bisa melihat secara jernih perbedaan ini. Tidak perlu dibesar-besarkan, apalagi dengan saling memojokkan yang akan memancing reaksi di kalangan warga.
"Bahkan, bagi warga juga bisa mendapat hikmahnya secara langsung dari sikap saling menghormati ini. Karena para warga bisa ikut mendapatkan berkah kurban baik di hari tanggal 23 September maupun di hari tanggal 24 September," tukasnya.
Nusron mengingatkan, tuntutan dan kewajiban untuk saling menghargai dan menghormati inilah yang harus ditunjukkan oleh warga muslim. "Apalagi, jangankan perbedaan di internal umat Islam, untuk perbedaan antar umat beragama juga sesuai konstitusi dijamin dan dilindungi sehingga tiada lain dalam menyikapinya haruslah dengan sikap saling menghormati," tutup Nusron. (adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 70 Cagar Budaya di Seluruh Indonesia Masuk Database Pemerintah
Redaktur : Tim Redaksi