Grant Thornton dan BEI Kolaborasi Ciptakan Peluang Besar untuk Bisnis di Era Digital

Kamis, 14 Desember 2023 – 18:04 WIB
Grant Thornton berkolaborasi dengan Bursa Efek Indonesia menghadirkan seminar mengenai go public dan praktik cybersecurity serta privasi data bagi perusahaan, pada Senin (4/12) di Main Hall BEI. Foto: dok Grant Thornton

jpnn.com, JAKARTA - Grant Thornton berkolaborasi dengan Bursa Efek Indonesia menghadirkan seminar mengenai go public dan praktik cybersecurity serta privasi data bagi perusahaan, pada Senin (4/12) di Main Hall BEI.

CEO Grant Thornton Indonesia, Johanna GanI menyampaikan bahwa pihaknya terus berusaha untuk menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan yang mampu membuka potensi klien untuk terus bertumbuh dan berkembang.

BACA JUGA: Saran Grant Thornton Agar Cloud Perusahaan Makin Aman dari Hacker

Menurut Johanna, acara itu menghadirkan beberapa pembicara ahli serta praktisi yang sesuai dengan tema acara guna memberikan pengalaman yang maksimal bagi para peserta seminar.

Seminar ini dibagi menjadi dua sesi dengan judul “Uncover the Success of Going Public” yang membahas persiapan, tips, serta manfaat go public bagi perusahaan, dan “Cybersecurity and Data Privacy in Practice: Enhancing Preventions Against Crime in the Financial Sector” yang menekankan pentingnya praktik pertahanan serta keamanan data bagi perusahaan, terutama di sektor keuangan.

BACA JUGA: Grant Thornton Apresiasi Peluncuran Bursa Karbon Indonesia

"Kolaborasi ini mencerminkan semangat dan komitmen Grant Thornton Indonesia untuk mengeksplorasi lebih mengenai aksi korporasi khususnya dalam bidang keuangan," ungkap Johanna.

Johanna pun membagikan tipsnya kepada pengusaha untuk meningkatkan kapasitas bisnis perusahaan bisa menciptakan peluang yang besar untuk bertumbuh dan berkembang melalui go public/IPO.

Kemudian, teknologi informasi kini menjadi salah satu komponen operasional yang sangat penting dalam sektor keuangan, maka risiko keamanan siber dan data privacy harus menjadi perhatian utama bagi semua pihak.

"Melalui diskusi hari ini kami berharap dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman sehingga dapat membuka peluang bagi hadirin untuk terus mengembangkan perusahaan ke arah yang lebih baik," ungkap Johanna.

Assurance Partner Grant Thornton Indonesia Tagor Sidik Sigiro menyampaikan dari sisi akuntansi ada hal-hal yang harus diperhatikan sebelum perusahaan akan melakukan go public.

Manajemen dan pemilik perusahaan harus melakukan review atas kegiatan akuntansi yang saat ini berlaku di perusahaan.

Begitu akan melaksanakan IPO, harus diperhatikan lagi kecocokan antara data-data yang ada dengan keputusan perusahaan menjadi perusahaan Tbk.

Menurut Tagor, fokus auditor biasanya membantu calon emiten dalam persiapan. Mulai dari kesiapan laporan keuangan hingga proses registrasi yang harus dipastikan sudah selesai. Apabila, mendekati tanggal registrasi, ada akuisisi, atau terkait kepemilikan aset, itu harus dipastikan sudah clear sehingga auditor bisa menyarankan untuk maju registrasi.

Tagor melanjutkan untuk proses penjatahan saham biasanya ada auditor lain yang melakukan, jadi dua auditor berbeda untuk alokasi dan registrasi.
Grant Thornton Indonesia sendiri sudah menaungi klien - klien yang IPO.

"Termasuk juga pada masa Covid, dengan proses kerja yang saat itu membutuhkan adaptasi tinggi kami masih bisa untuk membawa klien kami IPO. Asal manajemennya commit, kami bisa membantu klien untuk IPO,” tambah Tagor.

IT Advisory Director Grant Thornton Indonesia Goutama Bachtiar menyampaikan pentingnya bagi perusahaan untuk sadar akan keamanan dan daya tahan siber khususnya data, serta bagaimana melakukan praktiknya melalui framework cybersecurity.

Goutama menjelaskan secara global, jenis serangan yang sering terjadi adalah ransomware yang umum dijumpai bukan hanya di Indonesia melainkan menargetkan banyak negara, seperti Amerika Serikat, Kanada, Italia, Spanyol, dan negara lainnya.

Serangan lainnya adalah data breach atau kebocoran data.

"Dari sisi industri ini menarik, kebocoran data bukan hanya didominasi oleh sektor keuangan namun mulai banyak terlihat di sektor manufaktur, bisnis seperti professional services, dan perusahaan-perusahaan startup," ujar Goutama.


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler