Greenpeace Temukan Bahan Berbahaya di Fashion Merek Ternama

Selasa, 18 Februari 2014 – 23:32 WIB

jpnn.com - MILAN - Kelompok pecinta lingkungan hidup, Greenpeace menemukan adanya kandungan bahan kimia dalam pakaian dan sepatu anak-anak buatan produsen mewah yang bisa mencemari air. Greenpeace juga mempertanyakan reputasi produsen pakaian mewah itu untuk standar yang lebih tinggi dibanding produk fashion massal.

Dalam sebuah laporan yang dikeluarkan hari Senin (17/2) sebelum Milan Fashion Week, Greenpeace mengatakan bahwa mereka menemukan kandungan berbahaya di produk-produk Dolce&Gabbana, Giorgio Armani, Versace, Hermes, Christian Dior, Louis Vuitton dan Marc Jacobs.

BACA JUGA: TV Australia Digeledah Polisi Karena Diduga Bayar Corby

Seperti dilansir Reuters, hari ini (18/2), Greenpeace telah aktif berkampanye menentang penggunaan polutan pada industri tekstil sejak 2011. Mereka menginginkan merek-merek terkenal dan pemasok mereka untuk berhenti menggunakan bahan kimia yang berbahaya untuk air selambat-lambatnya pada 2020.
 
Uni Eropa telah melarang penggunaan beberapa bahan kimia itu karena racunnya membahayakanorganisme air dan tidak bisa terurai dengan mudah. Namun, tidak ada aturan tentang penjualan tekstil yang mengandung residu bahan kimia tersebut.
 
Namun nyatanya, 12 dari 27 unsur yang diuji mengandung residu nonylphenol ethoxylates (NPEs), digunakan di manufaktur tesktil. Menurut Greenpeace, bahan-bahan mengandung NPEs itu bisa terurai menjadi bahan kimia yang mengganggu hormon ketika berada dalam proses pencucian.
 
Bahan-bahan kimia yang diuji Greenpeace biasa digunakan dalam produksi tekstil. Tapi sedikit demi sedikit ditinggalkan oleh beberapa merek karena khawatir terhadap dampak polusinya.
 
Sementara Armani menjamin produk-produknya sangat aman bagi konsumen karena telah memenuhi standar internasional yang lebih ketat daripada persayaratan lingkungan Uni Eropa. Mereka juga mengaku telah berkomitmen untuk menghapuskan semua bahan kimia yang bisa menyebabkan kerusakan lingkungan paling lambat 2020 dan sedang dalam tahap pembicaraan soal itu dengan kelompok lingkungan hidup.
 
Sedangkan Louis Vuitton mengatakan semua produknya memenuhi standar lingkungan dan keamanan internasional, termasuk sepatu ballet anak-anak dan sneakers yang diuji Greenpeace positif mengandung PFCs. Kedua produk tersebut mempunyai tingkat konsentrasi lebih rendah daripada yang ditetapkan standar internasional.
 
Tapi, Louis Vuitton (LV) juga menyatakan keprihatinan yang sama dengan Greenpeace. LV juga mengakui "sifat bahaya intrinsik" dari bahan kimia yang digunakan industri tekstil dan tengah berupaya keras untuk melalui standar lingkungan yang ada.

Sementara, Hermes, Dolce & Gabbana, Versace, Dior dan Marc Jacobs tidak memberikan komentar. Beberapa merek besar menjadi sangat sensitif terhadap pengawasan standar lingkungan mereka karena konsumen menuntut informasi lebih banyak tentang bagaimana pembuatan produknya. Terlebih, H&M dan Adidas telah secara terbuka menggambarkan produk mereka yang ramah lingkungan.(esy/jpnn)

BACA JUGA: Inilah Seniman Pembanting Vas Ai Weiwei Seharga 1 Juta Dollar

 

BACA JUGA: Vas Ai Weiwei Seharga Rp 11,7 Miliar Dibanting

BACA ARTIKEL LAINNYA... Marty Tegaskan Australia Belum Bisa Dipercaya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler