"Atlet kalau main itu tidak mau kalah. Apalagi ini sampai maunya mengalah. Jadi saya rasa kalah salah memang harus kena sanksi," ujar Retno Kustiyah. Peraih gelar juara All England edisi 1968 (berpasangan dengan Minarni) ini tidak mau berkomentar banyak apakah sanksi larangan bermain sekitar empat bulan itu termasuk ringan atau sebaliknya berat.
"PBSI yang lebih tau hal itu. Saya juga tidak tahu apa yang jadi pemikiran PBSI sehingga menjatuhkan sanksi itu. Apakah itu cukup atau kurang PBSI lebih tau persisnya," lanjut Mbak Kus, peraih emdali emas Asian Games 1962 dan 1966 itu. Menurutnya, apa yang dialami Greysia Polii/Meiliana Jauhari bisa menjadi pelajaran sangat berharga ke depannya.
Ganda putra peraih medali emas Olimpiade 2000 Sydney, Chandra Wijaya (berpasanagan dengan Tony Gunawan) menyatakan hal senada. Namun Chandra mempertanyakan PBSI memakai acuan dari mana dalam menjatuhkan sanksi itu.
Pria yang pernah anam kali masuk skuad tim Sudirman dan Piala Thomas itu juga mempertanyakan kenapa PBS terkesan lambat dalam menjatuhkan sanksi. "Kenapa sanksinya selambat ini. Kalau kita lihat pasangan Korea dan pelatihnya mereka disanksi secara spontan dan tegas," kata Chandra.
Chandra menilai dalam hal ini atlet tetaop yang jadi korban. Pasti ada oknum diatasnya yang berperan sehingga terjadi pertandingan seperti itu. "Saya rasa Greysia dan Meiliana tidak menginginkan hal ini. Tapi yang lebih esensi lagi saya menyoroti system pertandingan yang memberi celah main sabun itu terjadi. ITu yang harus menjadi perhatian utama," beber Chandra. (ali)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Maracana Siap Launching Februari
Redaktur : Tim Redaksi