GU Tagih Janji LPIS

Pemain Belum Gajian Selama Empat Bulan

Selasa, 10 April 2012 – 07:47 WIB

GRESIK - Gresik United (GU) mulai menatap masa kehancuran. Defisitnya pundi-pundi anggaran ditambah dengan ancaman sanksi dari PSSI sudah ada di depan mata. Kehabisan akal, manajemen GU pun menagih janji bantuan dana dari PT Liga Prima Indonesia Sportindo (PT LPIS).

CEO GU Ali Mukhid mengatakan, janji tersebut sudah dilontarkan operator penyelenggara Divisi Utama PSSI itu sejak sebelum pembentukan klub, Desember 2011. "Mereka (PT LPIS) bersedia membantu jika klub kesulitan dalam hal pendanaan," kata Ali.

Tawaran bantuan tersebut di luar dana subsidi bagi klub level Divisi Utama sebesar Rp 500 juta. Sebab, ungkapnya, dana tersebut sudah tak tersisa sama sekali untuk membiayai pengeluaran klub. Mulai dari menjalankan operasional klub hingga pembiayaan akomodasi pertandingan tandang. Terutama di luar Jawa.

Apalagi, selama ini GU tidak pernah menggelar pertandingan kandang di Gresik. Sehingga pengeluaran mereka pun membengkak. Makanya, Ali berharap banyak pada pertemuan yang digelar PT LPIS dan klub-klub anggotanya di level Indonesia Premier League (IPL) dan Divisi Utama, Kamis besok (12/4).

"Kalau bisa mereka juga membahas klub-klub yang terjerat masalah dana seperti GU ini. Kami membutuhkan solusi terbaik dari pertemuan itu. Kami ingin membuktikan bahwa kami serius dalam menjalankan klub ini," beber pengurus PSSI di komisi etika itu.

Hanya, Ali menegaskan dirinya tidak bermaksud menekan PSSI ataupun PT LPIS. Dia hanya berharap klubnya bisa terselamatkan dan tidak sampai bubar. "Apapun masukan dari LPIS, kami akan menerimanya," imbuh Ali. Selain itu, manajemen GU juga berencana menghadap bupati Gresik Sambari Halim Radianto untuk meminta bantuan.

GU memang harus segera menambal krisis finansialnya. Apalagi, bulan ini menjadi bulan keempat Fadli Sanusi dkk tidak gajian. Yakni sejak awal terbentuk pada 16 Desember lalu.

"Sampai sekarang pun kami masih belum pernah diajak bicara oleh pihak manajemen terkait kelangsungan tim ini berikutnya. Mau bubar atau tidak saja kami belum tahu," ujar salah seorang penggawa GU yang enggan namanya dikorankan.

Para penggawa GU sebetulnya sudah mendapatkan uang muka sebesar 25 persen dari nilai kontrak yang disepakati. Walaupun hingga dua bulan berikutnya pembayaran gaji belum dilakukan manajemen, para pemain GU masih bisa menerima kas bon terlebih dahulu dari manajemen.

Namun, setelah itu kondisi keuangan klub berjuluk Laskar Giri tersebut makin suram. Total pemain GU yang banyaknya mencapai 30 orang itu tidak mendapatkan gaji ataupun kas bon dari manajemen. Hingga bulan ini, gaji pemain belum dibayarkan. Pemain tersebut mengaku sudah pasrah dengan keadaan ini. "Kami hanya bisa menunggu dan berdoa kapan gaji kami bisa dicairkan," tutur pemain tersebut.

Sementara itu, ketika dihubungi Jawa Pos tadi malam, head of media communication LPIS Abi Hasantoso menyebutkan bahwa anggaran subsidi bagi klub-klub sudah diberikan sejak di awal kompetisi lalu. Di luar subsidi itu, LPIS juga memberikan bantuan sebesar Rp 50 juta bagi klub peserta Piala Indonesia (PI). "Kalau untuk apa penggunaannya, itu sudah jadi wewenang klub bersangkutan," jelas Abi. (ren/aam/ko)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Riedl Pantau Kompetisi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler