jpnn.com, TANGSEL - Kalangan pedagang kaki lima (PKL) di DKI Jakarta merasa gelisah dengan rencana tentang pemberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ketat mulai Senin depan (14/9).
PKL di daerah satelit Jakarta pun ikut ketar-ketir. Sebab, mereka akan ikut merasakan dampak PSBB ketat di DKI.
BACA JUGA: Oalah, Gubernur Anies Baru Berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 setelah Umumkan Rencana PSBB
Salah satu contohnya ialah Karno, PKL di wilayah Pondok Cabe, Tangerang Selatan. Pedagang pecel lele khas Lamongan itu mengaku syok ketika mendengar rencana Gubernur Anies menerapkan PSBB ketat lagi di DKI.
Menurut Karno, baru sebulan ini dirinya merasakan penghasilannya mulai normal setelah sempat terpuruk pada PSBB sebelumnya.
BACA JUGA: Fasilitasi PKL di Trotoar, Anak Buah Anies Baswedan Tak Merasa Langgar Aturan
"Ya Allah, baru saja senang sebulan, eh sudah mau PSBB lagi," ujarnya Karno kepada jpnn.com, Sabtu (12/9).
Karno menambahkan bahwa meski dirinya berjualan di wilayah Tangel, banyak pelangganya yang bekerja di Jakarta. Ketika PSBB berlaku, katanya, otomatis warga menjadi jarang yang ke luar rumah.
BACA JUGA: PSBB Jakarta Diperketat, Ini Hal Penting yang Perlu Diketahui Pengguna KRL
"Empat bulan kami sangat terasa banget dampaknya. Banyak dagangan kami yang tidak laku karena jam sembilan malam jalan raya sudah sepi. Sebulan ini, pembeli mulai ramai meski belum seperti sebelum pandemi COVID-19," tuturnya.
Dia melanjutkan, saat ini pembelinya sudah 60 persen kembali. Namun, kondisi ini bisa anjlok lagi kalau DKI menerapkan PSBB.
Oleh karena itu Mas Karno -panggilan akrabnya- mengharapkan Pemprov DKI mengurungkan rencana memberlakukan PSBB ketat lagi. Sebab, efeknya pada perekonomian rakyat kecil.
"Kalau PSBB lagi makin banyak yang susah. Lebih baik aturan pakai masker diperketat. Yang enggak pakai dikasi sanksi. Daripada PSBB, meski hanya di Jakarta tetapi efeknya sampai ke sini juga," tandasnya.(esy/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad