jpnn.com, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan ada dua pekerjaan dalam menjaga eksistensi Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Khofifah seusai Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila secara virtual di Gedung Negara Grahadi, Kota Surabaya, Rabu (1/6).
BACA JUGA: Banyak Raih Dukungan, Erick Thohir dan Khofifah Layak Pimpin Indonesia
Pertama, kata dia, semakin merebaknya ideologi alternatif melalui media sosial yang mudah diakses oleh seluruh anak bangsa seperti radikalisme, ekstremisme, dan konsumerisme.
Menurutnya, hal itu jika tidak dicari solusi efektif dapat menjadikan masyarakat kehilangan daya tarik untuk memahami dan mendalami nilai-nilai Pancasila.
BACA JUGA: Hadiri Launching 1 Abad NU, Gubernur Khofifah Bahas Program Unggulan
Kedua, lanjutnya, adalah eksklusivisme sosial akibat tsunami globalisasi yang mengarah kepada mengentalnya politik identitas baik karena alasan agama, etnik, dan kepentingan.
"Jika hal ini tidak ditangani secara tuntas, maka dapat berdampak pada tereduksinya persatuan dan kesatuan bangsa bahkan bisa berdampak pada perpecahan bangsa," kata Khofifah.
BACA JUGA: Gubernur Khofifah Lantik Fattah Jasin sebagai Wabup Pamekasan
Dia menambahkan bonus demografi yang saat ini terjadi di Indonesia juga menjadi tantangan lain untuk menguatkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda di tengah era disrupsi global.
Khofifah mengatakan bahwa fenomena tersebut menjadi tantangan bersama seluruh warga bangsa.
Seba, pemerintah tidak mampu berjalan sendiri untuk menghadapi hal ini.
"Karenanya, membumikan nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan dan atau pembelajaran harus dilakukan di semua lini kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," imbuhnya.
Khofifah mengingatkan agar Peringatan Hari lahir Pancasila tidak hanya berakhir sebagai sebuah rutinitas dan seremonial, tetapi harus menjadi momentum untuk membangun kebersamaan menuju peradaban baru.
Pancasila, kata Khofifah, harus direpresentasikan sebagai sebuah ideologi toleransi, ideologi pluralisme, ideologi multikulturalisme, dan ideologi kemanusiaan serta keadilan dan kesejahteraan.
Dengan begitu, tidak ada satu anak bangsa pun yang merasa menjadi minoritas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Saya ingin mengutip pidato Bung Karno di mana beliau menyampaikan bahwa sangat sulit sekali mempersatukan rakyat Indonesia itu jikalau tidak didasarkan atas Pancasila," pungkasnya. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Peringati HLUN, Khofifah Dorong Masyarakat Sejahterakan dan Lindungi Lansia
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian