Gubernur Khofifah Ungkap Wasiat Gus Dur: The Humanist Died Here

Kamis, 31 Desember 2020 – 23:07 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bicara soal wasiat Gus Dur. Ilustrasi Foto: Humas Pemprov Jatim

jpnn.com, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menyebut Presiden Keempat RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) lebih suka disebut sebagai sosok humanis daripada pluralis

"Beliau lebih suka disebut humanis karena toleransi itu ada bila sisi kemanusiaan seseorang itu lebih dominan," kata Khofifah ketika menghadiri Haul Ke-11 Gus Dur yang diselenggarakan PW GP Ansor Jatim di Gedung PWNU Jatim secara daring, Rabu (30/12) malam.

BACA JUGA: Alissa Wahid Beber Pesan Penting Gus Dur, Singgung Mayoritas dan Minoritas

Dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Surabaya, Kamis (31/12), mantan Menteri Sosial RI itu juga menjelaskan ada wasiat dari Gus Dur yang minta agar batu nisannya ditulis "The Humanist Died Here" (Di sini berbaring seorang Humanis).

"Wasiat itu baru saya sampaikan saat Haul Ke-5 di dekat makam beliau di Tebuireng," ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.

BACA JUGA: Ali Ngabalin Unggah Logo Front Persatuan Islam, Kalimatnya Tajam Sekali

Pada ksempatan yang sama, Khofifah mengaku cukup lama tidak mau memberikan testimoni tentang Gus Dur.

Walaupun sering mendampingi Gus Dur saat jalan-jalan pagi setelah Subuh di Istana Negara, namun dia akhirnya menyampaikan wasiat soal tulisan "Humanist" untuk nisan itu saat Haul Ke-5 di dekat makam Gus Dur.

BACA JUGA: 26 Perwira Tinggi TNI AD Termasuk Letjen Muhammad Herindra Terkena Mutasi, Ini Daftar Namanya

"Bertahun-tahun, saya tidak mau menyampaikan testimoni tentang beliau, karena saya merasa hanya tukang kupas jagung rebus atau buah-buahan untuk beliau, termasuk mendampingi saat jalan-jalan setelah Subuh," ucap Khofifah.

"Tetapi di dekat makam beliau akhirnya saya sampaikan wasiat yang disampaikan kepada saya sejak dua tahun sebelum wafat hingga tujuh hari menjelang wafat beliau," ungkap Khofifah.

Menurut mantan Meneg Pemberdayaan Perempuan (1999-2001 itu, humanisme tersebut juga disampaikan oleh Gus Dur ke seluruh dunia.

"Di AS, Gus Dur pernah bilang bahwa 'di negeri saya, saya lindungi minoritas, maka tolong negara anda juga melindungi minoritas'," tutur-nya, mengutip Presiden Gus Dur.

Mantan anggota DPR dari PPP dan PKB itu menyatakan buku tentang Gus Dur yang memimpin negeri ini dalam 22 bulan lebih banyak daripada tentang Presiden Soeharto yang memimpin selama 30 tahunan.

"Tetapi, buku yang ada mayoritas masih menunjukkan sosok Gus Dur sebagai pluralis, padahal Gus Dur lebih suka disebut sebagai humanis atau Bapak Kemanusiaan," jelasnya.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler