jpnn.com, JAKARTA - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Letjen (purn) TNI Agus Widjojo menilai isu komunisme harus didekati pemahaman yang mendalam dan komprehensif.
Sebab, Agus menilai gerakan yang berbau dengan komunisme masih eksis di dunia sampai saat ini. Namun, untuk di Indonesia, ideologi tersebut tidak memiliki ruang untuk menjadi gerakan.
"Permasalahan tentang PKI ini, oleh karenanya, tidak bisa didekati secara hitam putih. Kalau kita katakan bahwa komunisme sudah mati, di dunia toh masih ada pertemuan komunis yang diadakan di Yunani pada 2017 dan masih banyak negara yang memiliki partai komunis. Terdapat 58 negara dengan keberadaan 74 partai komunis," kata Agus dalam webinar tentang 'Penggalian Fosil Komunisme untuk Kepentingan Politik?' yang digelar Political and Public Policy Studies (P3S) pada Selasa (29/9).
Di negara-negara seperti Turki, Yunani, Australia dan Austria, komunisme hidup dalam bentuk partai buruh. Sedangkan di Azerbaijan, Bangladesh, Belgia, Inggris, Kanada, Kuba, Denmark, Jerman, India, Irak, Lebanon, Meksiko, Norwegia, Palestina, Portugal, dan Polandia, memiliki partai komunis dalam bentuk tradisional.
"Sri Lanka, Swedia, bahkan AS, dari negara-negara itu ada keberadaan partai komunisnya itu merupakan sisi dari rezim masa lalu ketika partai komunis itu masih merupakan entitas memiliki pengaruh. Tetapi ada juga negara yang partai komunis berada di negara demokrasi yang kehadirannya sebagai akibat dari penegakan kaidah demokrasi kebebasan berserikat, menjamin perbedaan pendapat," jelas Agus.
"Mungkin dari sini merupakan kriteria atau indikator kita untuk katakan apa masih ada dukungan untuk ideologi komunisme atau tidak ada. Tetapi ataukah juga bahwa ideologi komunisme sedang tidur atau memang sedang ada dalam proses menurun, sejauh mana kita perlu untuk membangun kewaspadaan," jelas dia. (tan/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
BACA JUGA: Prof Salim Anggap Komunisme Sudah Bangkrut, tetapi Maklumi Kecemasan Gatot soal PKI
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga