jpnn.com, PALU - Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola menyarankan kepada warganya khususnya pasangan usia subur agar menunda kehamilan di tengah pandemi COVID-19 karena rentan tertular virus corona.
"Khususnya pasangan usia subur agar sebaiknya menunda dulu rencana kehamilan di masa pandemi demi menyelamatkan nyawa ibu dan calon bayi,” kata Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola pada peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-27, Senin (29/6).
BACA JUGA: Pasien Positif Covid-19 di Sulteng Bertambah
Kegiatan itu juga dirangkai dengan Hari Lanjut Usia Nasional ke-24, dan HUT Ikatan Bidan Indonesia (IBI) ke-69 Provinsi Sulawesi Tengah.
Peringatan hari penting tersebut awalnya akan dilaksanakan di Kabupaten Tojo Unauna, tapi pandemi COVID-19 telah memaksa panitia membatalkan acara tersebut dan dialihkan ke Palu.
BACA JUGA: Kasus Positif Covid-19 di Sulteng Kembali Melonjak
Peringatan hari penting di Gedung Pogombo, Kantor Gubernur tersebut berlangsung sangat sederhana dan tetap menerapkan protokol kesehatan COVID-19, seperti menjaga jarak dan menggunakan masker.
Kegiatan dalam ruang itu pun hanya terbatas beberapa orang saja, kurang dari 100 orang.
BACA JUGA: YE Sudah Menolak, Hasrat Remaja Bejat Ini Terlampiaskan, Danau jadi Saksinya
Pada kesempatan itu Gubernur Longki Djanggola meminta bidan dan dinas teknis bekerja sama menginformasikan kepada masyarakat tentang bahaya COVID-19 ke masyarakat.
Dia mengatakan, di masa pandemi perlu disiasati upaya mencegah lonjakan jumlah kehamilan dan melindungi ibu hamil dan bayi yang rentan tertular virus COVID-19.
Longki memberi apresiasi terhadap peran bidan sebagai tenaga kesehatan dan mitra perempuan dalam memberikan pelayanan kesehatan optimal kepada ibu dan bayi di Sulawesi Tengah.
Namun di tengah pandemi COVID-19, Gubernur Longki meminta agar peran bidan untuk mencegah penyebaran virus corona tersebut terus ditingkatkan dengan mengintensifkan sosialisasi.
Sementara itu terkonfirmasi positif COVID-19 di Sulteng hingga Senin petang telah mencapai 186 orang, lima diantaranya meninggal dunia.
Sementara ODP sebanyak 233, PDP 28 orang, dan sembuh dari virus tersebut sebanyak 153 orang. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti