jpnn.com, DENPASAR - Gubernur Bali Wayan Koster menaikkan status bencana dari siaga darurat menjadi tanggap darurat bencana wabah Corona atau Covid-19 mulai Senin (30/3).
Hal ini dikarenakan pasien positif virus Corona (COVID-19) di Bali naik drastis. Lebih dari 100 persen per kemarin. Dari awalnya sembilan pasien positif kini menjadi 19 orang.
BACA JUGA: Satu Pasien Positif dan Tiga PDP Corona di Kota Tangerang Sembuh
Sementara pasien dalam pengawasan (PDP) menjadi 146 orang, sedangkan yang sembuh baru dua orang.
“Dari hasil rapat telah diambil keputusan menaikkan status Covid-19 dari status siaga darurat penanggulangan menjadi status tanggap darurat. Dengan status ini pemerintah, Polri, TNI dan kekuatan elemen yang lain dapat melakukan upaya keras dan tegas lagi untuk menguatkan upaya pencegah perlindungan yang lebih kuat lagi kepada masyarakat Bali,” kata Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Bali Dewa Made Indra, Senin.
BACA JUGA: Klaster Hipmi-GBI Lembang Dites Corona, Ini Hasilnya
Kedatangan masuk Bali bakal diperketat. Hal tersebut diperkuat dengan surat nomor 551/2500/dishub ditujukan kepada Menteri Perhubungan.
Di mana dilakukan seleksi ketat terhadap penumpang yang akan menyeberang di Pelabuhan Ketapang, Jawa Timur, Pelabuhan Penyebarangan Gilimanuk Bali, Pelabuhan Padangbai Karangasem Bali, Pelabuhan Benoa, Denpasar, dan Pelabuhan Lembar Nusa Tenggara Barat (NTB).
BACA JUGA: Ternyata Anies Sudah Ajukan soal Lockdown Jakarta ke Jokowi, Tetapi
Pemerintah Bali hanya mengizinkan penyeberangan bagi penumpang atau kendaraan yang berkaitan dengan kepentingan angkutan logistik, keperluan penanganan kesehatan, penanganan keamanan, dan tugas resmi dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta keperluan yang bersifat mendesak.
“Bapak gubernur sudah bersurat kepada Menhub supaya memperkecil kedatangan ke Bali. Dari pelabuhan. Hanya untuk urusan kesehatan dan logistik dan penanganan Covid-19 dan urusan pribadi sangat amat penting bisa diizinkan ke Bali. Selain itu jangan ke Bali. Itu sudah dapat respons. Kami harapkan memperkecil kunjungan ke Bali,” ucapnya.
Selain itu juga, Pemprov Bali sudah berkomunikasi dengan pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat.
Sehingga penjagaan ketat dilakukan di pelabuhan Ketapang, Jawa Timur dan di pelabuhan Lombok, NTB.
“Kami sudah berkomunikasi di NTB dan Jawa Timur dicegahnya di Ketapang dan Pelabuhan Lombok. Tadi pak gubernur dengan pak menteri sudah berkomunikasi. Kami lanjutkan dengan pemerintah tetangga kami. Sama dengan melakukan pengetatan timbal balik,” tutupnya. (rb/feb/mus/JPR)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti