Gubernur Zainal: Kalimantan Utara Sedang Bersolek Menarik Investor

Kamis, 14 Oktober 2021 – 15:22 WIB
Gubernur Kalimantan Utara, Zainal Arifin Paliwang. Antara/Susylo Asmalyah

jpnn.com, KALIMANTAN UTARA - Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara menggelar Investment Forum Kalimantan Utara secara daring, yang dikombinasikan dengan talkshow, Rabu (13/10).

Forum ini diselenggarakan dengan sejumlah pertimbangan, salah satunya merujuk pada laporan perekonomian Provinsi Kalimantan Utara, yang disusun Bank Indonesia, pada Agustus 2021.

BACA JUGA: Ciri-ciri Jantung Bermasalah yang Perlu Anda Waspadai!

Dari data itu terlihat pertumbuhan ekonomi provinsi ini pada triwulan II 2021 tumbuh 5,81% (year on year).

Angka ini meningkat dari triwulan sebelumnya, yang masih terkontraksi sebesar 1,91% (year on year).

BACA JUGA: 5 Fakta Novel Baswedan Cs Usai Dipecat KPK, Nomor 5 tak Disangka

Peningkatan kinerja perekonomian Kalimantan Utara pada triwulan II 2021 didorong oleh akselerasi kinerja seluruh lapangan usaha utama, yakni pertambangan, perdagangan dan konstruksi.

Dari sisi pengeluaran, peningkatan ekonomi provinsi ini di triwulan II 2021 terutama disebabkan oleh baiknya kinerja ekspor, PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) dan konsumsi rumah tangga.

BACA JUGA: Doa Agar Mendapat Pahala Miliaran

“Provinsi yang berbatasan langsung dengan Malaysia ini memiliki potensi kekayaan sumber daya alam, utamanya adalah minyak bumi, gas alam dan batu bara, dan yang pasti energi baru terbarukan,” kata Gubernur Kalimantan Utara H. Zainal A. Paliwang.

Dari 17 sektor perekonomian Kalimantan Utara, menurut Zainal, sektor pertambangan dan penggalian merupakan penopang utama ekonomi.

Kemudian sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan lalu Konstruksi, serta Perdagangan dan selanjutnya industri Pengolahan.

"Dengan potensi seperti ini, Kalimantan Utara tengah bersolek untuk menarik investor," seru Zainal.

Pertimbangan lain rencana Kaltara membuka diri untuk investasi adalah data Kementerian Investasi/BKPM yang menyatakan bahwa total realisasi investasi Indonesia di semester I/2021 mencapai Rp 442,8 triliun.

Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 228,5 triliun atau 51,6% dari total realisasi investasi; dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 214,3 triliun atau 48,4% dari total realisasi. Ini menandakan tumbuhnya kepercayaan pelaku investasi global terhadap iklim investasi serta potensi ekonomi Indonesia

Yang lebih menarik, realisasi Investasi di pulau Jawa sebesar Rp 214,5 triliun dan realisasi investasi di luar Jawa sebesar Rp 228,23 triliun.

Dibanding 2020, terjadi percepatan investasi di Jawa sebesar 2,7% dan di luar Jawa sebesar 17,8%. Ini menandakan investasi langsung semakin tersebar.

Pada 2020, Kalimantan Utara mencatat nilai investasi mencapai Rp5,6 triliun.

“Tahun 2021 ini nilai investasi  yang masuk pada semester I sudah lebih Rp 2 triliun,” kata Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementrian Investasi/BKPM Indra Darmawan.

Salah satu daerah potensialnya  adalah wilayah  Bulungan yang menjadi motor pengerak ekonomi di provinsi ini.

Dalam menyiapkan daerah berpotensi investasi, menurut Rahadian Zulfadin, Analis Kebijakan Ahli Madya, Pusat Kebijakan Ekonomi Makro, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, harus didukung feability study dan dijalankan oleh SDM yang kompeten.

Menurut Rahadian, selain potensi sumber daya alam, bidang teknologi informasi dan komunikasi juga mesti diperhitungkan Provinsi Kalimantan Utara.

Hal ini karena era digital akan menentukan bagaimana masyarakat mampu beradaptasi dengan new normal di masa depan. Pemerintah harus menyongsong era kehidupan baru tersebut.

Ada banyak peluang yang dibuka Kaltara untuk investasi, namun ada tiga hal yang menjadi andalan karena potensinya yang memang bagus. Pertama adalah di sektor energi baru yang terbarukan (EBT).

Secara keseluruhan wilayah Kalimantan Utara adalah salah satu paru-paru dunia, karena itu daerah ini memulai pengembangan sumber ekonomi dengan pertimbangan konsep Green economy, green technology, dan green product.

Potensi ketiga yang didorong Kaltara adalah pengembangan lumbung pangan atau food estate di Kabupaten Bulungan.

Pengembangan lumbung pangan di provinsi ini penting mengingat pada 2045 ibukota negara akan pindah ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, sehingga Kalimantan Utara masuk sebagai daerah penyangga pangan Ibukota Negara untuk sejumlah komoditi, seperti padi organik, cabai dan bawang merah.

Ini sudah tertuang dalam dokumen arah kebijakan, strategi dan program pembangunan pertanian 2020 – 2024 milik Kementerian Pertanian.

Program pembangunan kawasan lumbung pangan terpadu di Kabupaten Bulungan dengan enam titik area seluas 41.143 hektare, yang dikembangkan disebut sebagai terbesar ke dua di Indonesia setelah Sumatera Selatan yang seluas 113 ribu hektare.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler