jpnn.com, TANJUNG SELOR - Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang berharap analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal) proyek green energy Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) di Tanah Kuning, segera rampung.
Dia menargetkan Amdal pada proyek yang berada di Mangkupadi, Kabupaten Bulungan itu selesai sebelum kedatangan Presiden Joko Widodo pada Oktober nanti
BACA JUGA: Gubernur Zainal Surati Kemenkes Tambah Stok Vaksin Buat Kaltara
“Semalam bapak Menko Luhut telah bertemu dengan Pak Presiden, di mana beliau meminta kesiapan green energy harus disiapkan secara matang, khususnya di Kaltara,” kata Zainal di Tanjung Selor, Bulungan, Kamis (9/9).
Dia berharap, tahun ini progres berjalan tanpa ada kendala.
BACA JUGA: Bangun PLTA di Kaltara, PT Kayan Hydro Energy Ikut Menyukseskan Program Jokowi
Luasan KIPI sebesar 10.100 hektare juga tercatat progresnya.
Dalam aturannya, izin lokasi diberikan untuk tiga tahun ditambah 30 persen penguasaan lahan.
BACA JUGA: Kaltara Dapat Suntikan Investasi Rp 180 Triliun dari Investor Australia
Aturan itu berdasarkan Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 5 Tahun 2015.
“Itu kemarin menjadi indikator penilaian setelah ada penyampaian progres di lapangan. Kami tinggal menunggu informasi dari pusat. Kalau kami optimis KIPI masuk Proyek Strategis Nasional (PSN),” kata mantan Wakapolda Kaltara itu.
Untuk diketahui, terdapat 10 perusahaan yang berinvestasi di KIPI Tanah Kuning, Mangkupadi.
Namun hanya tujuh dari 10 perusahaan itu yang memberikan laporan mengenai progresnya.
Ketujuh perusahaan itu adalah Al-Bassam Petroleum Equipment Company (APECO), PT Kayan Patria Propertindo (KPP), PT Kayan Patria Industri (KPI), PT Pelabuhan Indonesia, PT Aman Mulia Gemilang, PT Indonesia Strategis Industri, dan PT Adhidaya Suryakencana.
“Untuk perusahaan yang sama sekali tidak melaporkan progres, ada 3, yaitu PT Dragon Signature, PT Dragon Land dan PT Inalum,” kata Zainal. (mar1/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gubernur Kaltara Keluarkan Perintah Hentikan Segera Semua Proyek, Kenapa?Â
Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi