jpnn.com - SEOUL – Aktivis Korea Selatan (Korsel) punya cara baru untuk mengkritisi kekakuan Korea Utara (Korut). Jika biasanya mereka menyebar pamflet propaganda, kali ini mereka bagi-bagi Choco Pie. Ya, makanan ringan yang sedang hit di beberapa negara Asia itu mereka sebar ke perbatasan dua Korea dengan ”menumpang” balon.
Rabu kemarin (30/7) sekitar 200 aktivis anti-Korut menerbangkan 50 balon berisi helium dari sebuah taman di Kota Paju, Provinsi Gyeonggi. Balon-balon berukuran besar itu mengangkut makanan ringan produksi Korsel.
BACA JUGA: Pembom Hiroshima Meninggal Dunia
Berat puluhan ribu makanan ringan itu sekitar 350 kilogram. ”Kami menyertakan sekitar 10.000 Choco Pie,” kata salah seorang aktivis.
Para aktivis tersebut sengaja memilih Choco Pie sebagai media protes karena Pyongyang melarang penjualan makanan ringan itu sejak Mei lalu. Pemerintahan Kim Jong-un menganggap camilan biskuit pipih berselimut cokelat dan berselai marshmallow tersebut sebagai lambang kapitalisme. Apalagi, warga Korut mengenal makanan ringan itu dari Korsel.
BACA JUGA: Rudal Israel dan Ucapan Selamat Idul Fitri Obama
Awalnya, pabrik Choco Pie di kawasan industri Kaesong memberikan produknya secara gratis kepada para pekerja Korut. Karena rasanya yang unik dan membuat ketagihan, Choco Pie pun langsung populer. Para pekerja Korut itu lantas memperjualbelikan Choco Pie secara ilegal. Di pasar gelap, harga Choco Pie bisa menjadi sangat mahal.
”Merasa terganggu dengan terus meroketnya popularitas Choco Pie, Korut lantas melarang peredarannya dan menyebut Choco Pie produk kapitalisme,” ungkap Choo Sun-hee, salah seorang panitia penerbangan balon Choco Pie. Karena itu, dia dan kelompoknya akan terus menerbangkan balon-balon pengangkut Choco Pie yang dibagikan secara gratis bagi warga Korut.(AFP/hep/c11/tia)
BACA JUGA: ChavesPro untuk Mendiang Chaves
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bara Gaza di Hari Raya
Redaktur : Tim Redaksi