Gunakan Strategi Cetak Sawah, Kementan Kejar Target Kedaulatan Pangan

Rabu, 07 Desember 2016 – 17:03 WIB
Ilustrasi. Foto dok JPG/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) hingga kini terus mengejar target kedaulatan pangan. Salah satu strategi andalan yang diterapkan yakni cetak sawah di berbagai daerah potensial.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sumardjo Gatot Irianto mengatakan, pihaknya terus berupaya mengembangkan program cetak sawah di berbagai daerah.

BACA JUGA: Arti Kebaya di Mata Mbak Puan Maharani...

"Terobosan ini demi memperkuat kedaulatan dan ketahanan pangan nasional," ujar Gatot, Rabu (7/12).

Pada 2016, Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan Kementan bekerja sama dengan TNI Angkatan Darat berupaya membuka sawah baru seluas 132.129 hektare (ha) di 27 provinsi pada 161 kabupaten.

BACA JUGA: Rachmawati Klaim Punya Massa 20 Ribu Orang

Menurut Gatot, jika program cetak sawah seluas 132.129 ha ini berhasil, maka akan menambah luas baku lahan sawah.

Sedangkan, upaya memberdayakan masyarakat pedesaan untuk meningkatkan produksi terhambat karena kemampuan adaptasi kelompok masyarakat yang rendah.

BACA JUGA: PN Jakarta Utara: Lokasi Sidang Ahok Tidak Berubah

Hal ini akibat minimnya sumber daya yang dimiliki, serta kecenderungan bergantung pada sumber daya yang rentan terhadap kondisi lokal.

"Ini akibat sistem pertanian yang masih subsisten, sistem pangan yang belum bisa dikatakan merata, dan daya beli masyarakat pedesaan yang rendah," kata Gatot.

Dalam keterbatasan ini, menurut Gatot, perlu ada upaya untuk mendorong pengembangan pertanian yang lebih modern dengan memanfaatkan penggunaan alat mesin pertanian yang canggih dalam bercocok tanam.

Dalam strategi cetak sawah yang dilakukan Kementan, jelas Gatot, dengan membuka gulungan karpet dan membentangkan ribuan hektar sawah di sejumlah wilayah.

Nantinya, sawah-sawah yang berhasil dicetak itu tetap harus dipastikan bisa segera dimanfaatkan petani sebagai lahan bertanam padi.

"Mengingat ini sawah baru, maka kondisi beberapa bagian konstruksi sawahnya belum kokoh, maka para petani perlu merawat dan menjaganya. Jadi sebaiknya mereka terkoordinir dalam sebuah wadah kelompok tani pencetakan sawah," pungkas Gatot.(chi/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... FPI Langsung Kirim Laskar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler