Pemerintah Australia menyatakan setidaknya ada 8 warganya yang menjadi korban akibat ulah kelompok teroris ISIS. Dengan taktik peretasan yang amatiran, ISIS berhasil membocorkan data pribadi ribuan orang umumnya dari kalangan militer dan pejabat di berbagai negara.
Kelompok yang menamakan dirinya Divisi Peretas ISIS membocorkan data pribadi 1.400 orang yang berisi nomor telepon, rincian kartu kredit, password online, serta email pribadi mereka di media sosial.
BACA JUGA: Warga RI di Perth Selenggarakan Kreasi Indonesia 2015
Di antara para korban terdapat pegawai Angkatan Bersenjata Australia (ADF), politisi lokal, serta pegawai negeri.
Menteri Kehakiman Michael Keenan memastikan, pihak intelijen Australia kini memeriksa bocoran itu dan kemungkinan ancaman yang ditimbulkannya.
BACA JUGA: Australia Didesak Wajibkan Fitur Rem Otomatis pada Mobil Baru
Menurut pakar terorisme dari Deakin University Professor Greg Barton, taktik yang dipergunakan ISUS sebenarnya amatiran, dan bukanlah ssuatu terobosan teknologi.
Meskipun target mereka adalah "orang-orang biasa" namun penyebaran informasi pribadi mereka sangat mengkhawatirkan.
BACA JUGA: Pasien Lansia Ditemukan Pingsan Selama 20 Jam di Toilet RS
"Dalam situasi dan kemungkinan adanya serangan yang dilakukan oleh perorangan, tentu hal ini akan meningkatkan risiko," jelasnya.
"Ini bukan terobosan teknologi yang dilakukan oleh ISIS, namun dalam konteks dewasa ini tentu saja sangat mengkhawatirkan," tambah Prof. Barton.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemotongan Nilai Tukar Yuan Berdampak pada Ekspor Pertanian Australia