Gundul, Mahally Fikri: Yang Dukung KLB Demokrat Akan Habis

Jumat, 05 Maret 2021 – 09:27 WIB
Ketua DPD Demokrat NTB, TGH Mahalli Fikri bersama jajarannya melakukan aksi menggundulkan kepala sebagai bentuk kesetiaan kepada Ketum AHY. Foto: AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK

jpnn.com, MATARAM - Jajaran pengurus Partai Demokrat di Nusa Tenggara Barat menggunduli kepala secara serentak, sebagai rasa syukur dan untuk membayar nazar atas ditunaikannya aspirasi mereka oleh Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.

Aspirasi mereka yang dilaksanakan AHY ialah pemecatan sejumlah kader yang dianggap membelot.

BACA JUGA: KLB Partai Demokrat di Sibolangit, Heri Langsung Meradang

Aksi menggunduli kepala dilakukan pada Rabu (3/3) kemarin.

“Kami melakukan aksi ini untuk menunaikan nazar karena aspirasi kami yakni pengin kader-kader yang membelot yang menginginkan adanya KLB itu dipecat, terkabul,” kata Ketua DPD Demokrat NTB, TGH Mahalli Fikri, seperti dikutip dari Radar Lombok, Kamis (4/3).

BACA JUGA: Demokrat Sumut Tolak KLB Ilegal di Deli Serdang

Mahalli menjadi orang pertama yang digunduli rambutnya.

Kemudian berturut-turut diikuti oleh Ketua DPC Demokrat Kota Mataram M Zaini, Ketua DPC Demokrat Sumbawa Barat Mustakim Fatawari.

BACA JUGA: Darmizal: KLB PD Digelar Hari Ini

Selanjutnya Abdul Rauf perwakilan dari fraksi Demokrat di DPRD NTB dan para pengurus Demokrat lainnya.

“Kami juga santuni 100 anak yatim dan lansia. Kami doa bersama, semoga Demokrat selamat menghadapi berbagai cobaan. Pak SBY panjang umur, AHY sebagai ketua semoga bisa hadapi berbagai tantangan yang menyerang beliau,” ucapnya.

Meski kader pembelot sudah dipecat, persoalan gangguan terhadap AHY tidak lantas selesai begitu saja.

Mereka tetap bergerak untuk menggulingkan AHY dengan menggalang dukungan dari ketua DPD dan DPC seluruh Indonesia sebagai pemilik suara untuk melakukan KLB.

Mahalli menanggapi santai upaya KLB tersebut.

Dia meyakini KLB yang digalang eks kader Demokrat tidak akan bisa menurunkan AHY dari jabatan ketua umum. Karena upaya KLB tersebut tidak dibenarkan oleh konstitusi partai.

Apalagi saat ini juga tidak mendapat dukungan dari DPD/DPC.

“Adanya dukungan itu semua klaim-klaim sepihak mereka. Saya pastikan itu tidak benar dan tidak masuk akal. Kemarin klaimnya sudah 270 ketua DPD dan DPC yang mendukung KLB, kemudian bertambah lagi sudah 310 katanya. Cuma mereka tidak mau menyebutkan namanya dan alamat orangnya, karena katanya takut nanti sebelum berangkat KLB akan dipecat,” tuturnya.

NTB sendiri, lanjut Mahalli, sangat solid mendukung AHY. Tidak ada satu pun kader yang berani membelot.

“Yang di NTB, siapa yang mendukung KLB? Ketua-ketua DPC semua kumpul dan kompak setia kepada Mas AHY. Engak ada di NTB, kalau ada yang coba-coba, akan habis,” kata Mahalli.

Mahalli mengatakan, pihaknya sering dibujuk untuk ikut dalam gerakan KLB. Namun tetap tegas menolak.

“Tiap hari kami dapat telepon terkait ajakan KLB, tetapi apa yang mau di-KLB-kan. Dalam AD/ART itu, ada syarat-syaratnya, salah satunya ada sesuatu yang serius, sesuatu yang membahayakan partai baru bisa KLB, jadi dasar harus kuat,” katanya.

Mekanisme KLB memang ada dalam partai. Namun tentu saja tidak bisa dilakukan semaunya.

“Boleh KLB kalau ada pelanggaran serius yang dilakukan oleh Ketua Umum. Tapi apa yang dilanggar oleh AHY, kalau dikatakan partai makin mengecil di kepemimpinan AHY, justru hasil survei terakhir Demokrat menanjak terus elektabilitasnya. Isu KLB ini masalah serius, Pak SBY juga turun gunung untuk menghadapinya,” kata Mahalli.

Perwakilan fraksi Demokrat NTB, Abdul Rauf yang ikut dalam aksi gunduli kepala ini mengatakan, pihaknya menentang keras adanya upaya KLB.

“Aksi gunduli kepala ini sebagai bentuk komitmen kami, dan kesetiaan kami terhadap kepemimpinan partai Demokrat yang sah,” tegasnya. (zwr)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler