jpnn.com, JAKARTA - Aktivis media sosial Guntur Romli menilai Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan membuat pernyataan keliru saat menyebut pencopotan label gereja di tenda bantuan korban Gempa Cianjur bukan masuk aksi intoleran.
"Blunder ini pernyataan Kapolres Cianjur," ujar dia melalui Twitter akun @GunRomli, Minggu (27/11).
BACA JUGA: Kapolda Perintahkan Penyidik Usut Pencopotan Label Gereja di Tenda Pengungsi Gempa Cianjur
JPNN.com telah menerima konfirmasi dari pria yang juga berstatus politikus Partai Solidaritas Indonesia itu untuk memuat twitnya sebagai pemberitaan.
Guntur Romli merasa aksi pencopotan label di tenda bantuan untuk korban gempa di Cianjur sebagai tindakan intoleran yang tidak bisa diterima.
BACA JUGA: Rumah tidak Layak Huni Itu akan Direnovasi, Ada Peran Besar Kapolres Cianjur
"Jelas-jelas itu aksi intoleransi, mencopot-copoti label, lagian label-label kaya itu biasa ada di bantuan-bantuan yang lain. Kenapa yang dari gereja harus dicopot," kata dia.
Sebelumnya, heboh video berdurasi 18 detik di media sosial yang merekam beberapa orang sedang mencopot label gereja di tenda bantuan untuk korban terdampak gempa di Cianjur, Jawa Barat.
BACA JUGA: Korban Meninggal Dunia Akibat Gempa Cianjur Bertambah Menjadi 321 Orang
Sang perekam terdengar menyebut pembongkaran ketika rekannya sedang mencopot label gereja di tenda.
Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan mengatakan pencopotan label itu dilakukan satu organisasi masyarakat (ormas) di Kabupaten Cianjur.
Menurut Doni, para pengungsi dan ormas tidak menolak bantuan meski label gereja yang tertera di tenda dicopot.
Dia justru menekankan tindakan pencopotan label gereja bukan aksi intoleran. Aksi itu hanya dilakukan agar bantuan tidak menonjolkan kelompok tertentu.
"Jadi, perlu ditegaskan jika ini bukan aksi intoleran. Tendanya masih digunakan masyarakat, tidak ditolak. Hanya stiker atau labelnya yang dicabut," ujar Doni kepada awak media, Sabtu (26/11). (ast/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Roy Suryo Unggah 2 Stupa Candi Borobudur Mirip Jokowi, Guntur Romli Meradang
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Aristo Setiawan