Gunung Agung Erupsi

Gunung Agung Terus Menggeliat, Okupansi Hotel di Bali Anjlok

Sabtu, 02 Desember 2017 – 20:40 WIB
Pantulan cahaya api dari dalam kawah Gunung Agung saat difoto dari Desa Bunutan Karangasem, Kamis (30/11) pagi. Foto: Agung Bayu/Bali Express

jpnn.com, BADUNG - Industri perhotelan di Bali mulai mengeluhkan anjloknya okupansi. Kondisi itu sebagai imbas erupsi Gunung Agung.

Managing Director Champlung Hotels and Resorts Pande Agus Permana Widura mengungkapkan, rencana wisatawan yang akan menginap di hotelnya untuk bulan Desember turun drastis hingga 50 persen. Padahal, normalnya okupansi hotel ketika memasuki akhir tahun bisa mencapai di atas 80 persen.

BACA JUGA: Omongan Pejabat Logistik Pengungsi Aman, Nyatanya

“Siapa pun akan khawatir ketika akan berwisata dalam kondisi bencana seperti ini. Kami saja sebagai warga lokal merasa khawatir, apalagi wisatawan asing,” ujar Pande.

Dia juga menyesalkan adanya pemberitaan salah satu media luar negeri yang memberitakan Bali seolah neraka. Ada stasiun televisi asing yang menurunkan berita berjudul Holiday Hell sembari membeber erupsi Gunung Agung. ”Tanpa berita itu saja sudah menurun,” jelasnya.

BACA JUGA: Bertahan di Zona Merah, Warga Dievakuasi Paksa

Untuk menarik wisatawan datang ke Bali, pihaknya meminta kepada para tamu hotel khususnya wisatawan asing untuk berfoto dan mengunggahnya ke akun media sosial masing-masing. “Dengan begitu, akan lebih mengena dan menyebarkan informasi bahwa Bali tetap aman,” katanya.

Ketua Ubud Hotel Association (UHA) Pande Mahayana Aditya Warman menyampaikan hal senada. Menurutnya, okupansi hotel di Ubud sebelum erupsi Gunung Agung berkisar 40 – 60 persen.

BACA JUGA: Fase Kritis, Sepertiga Kawah Terisi Lava Vulkanik

“Setelah Gunung Agung mengalami erupsi, okupansi turun setiap hari. Hampir dua persen setiap hari,” tutur Mahayana.

Meski berbagai upaya dilakukan, namun ketika Bandara Ngurah Rai tak beroperasi maka imbasnya ada pada okupansi hotel. Sebenarnya masih ada wisatawan sing yang datang ke Bali melalui jalur darat dari Surabaya.

“Tapi, itu satu dari sekian banyak wisatawan yang melakukannya. Sebenarnya yang tidak gampang terpengaruh dengan isu itu  wisatawan asal Eropa, yang paling rentan Tiongkok,” pungkasnya.(rb/zul/mus/mus/JPR)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rayakan Ultah dengan Tabanan Fiesta demi Gali Potensi Daerah


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler