jpnn.com - KUPANG - Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami erupsi dua kali, Kamis (26/10).
Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok melaporkan bahwa dalam satu setengah jam terakhir telah terjadi dua kali erupsi dengan ketinggian abu berbeda-beda.
BACA JUGA: Gunung Ibu di Maluku Utara Erupsi, Melontarkan Abu Setinggi 1.500 Meter
"Erupsi pertama terjadi pada pukul 08.54 WITA dengan ketinggian abu 600 meter di puncak kawah atau kurang lebih 2.023 dari permukaan laut," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Ile Stanis Arakian dihubungi dari Kupang, Kamis (26/10).
Menurut dia, erupsi kedua terjadi pada pukul 10.32 WITA.
BACA JUGA: Gunung Anak Krakatau Erupsi Lagi, Melontarkan Abu Vulkanik Setinggi 2.000 meter
Ketinggian abu akibat erupsi mencapai 700 meter atau kurang lebih 2.123 di atas permukaan laut.
Dia menambahkan bahwa saat erupsi pertama dengan ketinggian 600 meter, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut.
BACA JUGA: Masih Berstatus Siaga, Gunung Semeru Setiap Hari Erupsi
Erupsi tersebut juga terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 33.3 mm dan durasi kurang lebih 48 detik.
"Letusan disertai dentuman lemah," ungkapnya.
Sementara, erupsi kedua dengan ketinggian abu mencapai 700 meter, kolom abunya teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah yang sama dengan yang pertama, tetapi dengan amplitudo maksimum 33.3 mm dan durasi kurang lebih 54 detik. "Letusan disertai dentuman sedang," katanya.
Arakian menambahkan jika dilihat dari seismiknya, memang masih didominasi oleh gempa yg berkaitan dengan pelepasan material.
Akan tetapi, jika dilihat berupa gempa letusan dan embusan maka disimpulkan masih cukup signifikan. Dia juga menambahkan bahwa gempa embusan rata-rata per hari 100 kali kejadian, dan letusan rata-rata 30 kali per hari.
Masyarakat diimbau tetap waspada karena level atau status gunung tersebut juga masih dalam status waspada atau level II.
Oleh karena itu, pihaknya selalu mengimbau masyarakat yang berada di sekitar gunung itu ataupun pengunjung, pendaki, atau wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok .
Selain itu, masyarakat di tiga desa, yakni Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona, agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran, longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak kawah gunung tersebut. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi