Gunung Merapi Erupsi, Sultan HB: Tidak Akan Meletus Seperti Dahulu

Minggu, 12 Maret 2023 – 07:14 WIB
Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, YOGYAKARTA - Gunung Merapi diyakini tidak akan meletus secara eksplosif seperti yang terjadi pada 2010.

Hal itu disampaikan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.

BACA JUGA: Gunung Merapi Erupsi, BPBD Magelang Keluarkan Imbauan

"Enggak akan meletus seperti dulu," katanya di Jogja Expo Center (JEC) Bantul, Sabtu.

Sultan mengatakan pola erupsi pada gunung api aktif itu telah mengalami perubahan dibandingkan saat erupsi besar beberapa tahun silam.

BACA JUGA: Dampak Erupsi Merapi, Hujan Abu Terjadi di 2 Desa Boyolali

"Sudah berbeda, wong, sudah sepuluh tahun lebih. Biasanya, kan, empat tahun meletus," ujar Ngarsa Dalem -sapaan Sultan HB X-.

Bagi Sultan, awan panas guguran yang keluar dari Gunung Merapi pada Sabtu, justru memiliki manfaat menambal lahan-lahan berlubang atau rusak di sekitar gunung itu akibat aktivitas tambang pasir.

BACA JUGA: Sebagian Wilayah Kabupaten Magelang Terdampak Hujan Abu Gunung Merapi

Meski membutuhkan waktu yang tidak sebentar, dia meyakini aktivitas vulkanik Merapi akan berhenti dengan sendirinya.

"Yang penting 'ngebaki' (memenuhi) yang dirusak karena ditambang, itu saja. Nanti kalau lubang-lubang itu sudah tertutup kan berhenti sendiri. Memang itu perlu (waktu, red) lama karena tidak hanya di atas, yang di bawah kan juga pada berlubang kan gitu," kata dia.

Terkait jarak luncur awan panas guguran Merapi yang mencapai maksimal empat kilometer pada Sabtu, Gubernur DIY itu berharap masyarakat tidak perlu panik.

"Sekarang memang harus keluar, ya memang nyembur, tetapi, kan, hanya satu kilometer, dua kilometer karena yang ditambang di sekitar situ," ucap Raja Keraton Yogyakarta itu.

Berdasarkan pantauan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) pada Sabtu, mulai pukul 12.00 hingga 18.00 WIB, Gunung Merapi tercatat meluncurkan awan panas guguran 29 kali ke arah barat yaitu di alur Kali Bebeng dan Krasak dengan jarak luncur maksimum empat kilometer.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso menyebut hujan abu tipis akibat erupsi Merapi terjadi di sektor barat laut-utara dengan intensitas bervariasi yang di antaranya mencapai Kota Magelang, Jawa Tengah.

Sebaran abu vulkanik juga dilaporkan menjangkau hingga Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah atau mencapai 33 km dari puncak Merapi.

BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga karena potensi keluarnya magma dari dalam gunung api itu masih tinggi.

Meski meminta masyarakat tetap waspada, Agus optimistis aktivitas erupsi efusif berupa luncuran awan panas guguran itu tidak akan sampai ke permukiman warga di sekitar Gunung Merapi.

"Jarak luncur ke arah barat daya maksimal tujuh kilometer, sementara yang kami ketahui permukiman penduduk di arah Kali Krasak sampai delapan kilometer," kata Agus Budi. (antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Longsor Natuna, Jenazah Langsung Dikubur Secara Massal


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler