jpnn.com - AKTIVITAS Gunung Slamet, di Jawa Tengah, kembali memunculkan lava pijar, Senin (24/3) dini hari. Fenomena di puncak itu sempat dilihat sejumlah warga Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas.
"Letupan asap hitam yang diikuti warna merah seperti api terjadi pada pukul 05.30 WIB," kata Kepala Dusun Limpakuwus Wasirun di Desa Limpakuwus, Senin sore. Wasirun mengaku hanya sekali melihat fenomena tersebut karena setelah itu Gunung Slamet tertutup kabut.
BACA JUGA: Prihatin Masalah Ekonomi, Kunjungi Pasar Angso Duo
Terpisah, petugas Posko Aju Desa Limpakuwus Jumara mengatakan bahwa kawah Gunung Slamet beberapa kali terlihat mengeluarkan asap hitam pada pukul 00.00-08.00. Menurut dia, kondisi tersebut berbeda dengan sehari sebelumnya, yakni aktivitas Gunung Slamet lebih tenang.
"Meski begitu, masyarakat Limpakuwus tetap tenang. Kami juga telah mengimbau warga untuk tidak khawatir karena status Gunung Slamet masih tetap Waspada (Level II)," katanya.
BACA JUGA: Kemenpora Sesalkan Insiden Rawon Setan di Jatim
Saat dihubungi wartawan, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendrasto mengatakan bahwa kembali munculnya lava pijar di puncak Gunung Slamet merupakan hal yang wajar.
Bahkan, kata dia, kondisi tersebut justru menunjukkan karakter Gunung Slamet. "Kadang lava pijar muncul, kadang tidak. Akan tetapi, statusnya masih tetap Waspada," katanya.
BACA JUGA: Ogah Memanen, Biarkan Tomat Membusuk
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa tinggi letupan asap dari puncak Gunung Slamet pada hari Senin dini hari mencapai 1.500 meter atau lebih tinggi jika dibanding dengan hari sebelumnya.
"Aktivitas Gunung Slamet masih fluktuatif, kadang-kadang tinggi letupannya lebih dari 1.000 meter, kadang lebih rendah. Akan tetapi, sekali lagi status Gunung Slamet masih tetap `Waspada`, dan zona larangan masih berjarak 2 kilometer dari puncak," katanya. (ant/tp/mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bangunan SD Disegel, Ratusan Murid Belajar di Bawah Pohon
Redaktur : Tim Redaksi