Guru Berkompetensi Rendah Akan Dibina Secara Online

Kamis, 09 Agustus 2012 – 21:33 WIB

JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah menetapkan empat bentuk pembinaan yang akan diberikan kepada guru yang berkompetensi rendah berdasarkan nilai sementara Uji Kompetensi Guru (UKG). Empat jenis pembinaan itu antara lain melalui  sistem online, interaktif, pembagian modul dan tatap muka.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidik (Kepala BPSDMP dan PMP) Kemdikbud, Syawal Gultom  mengatakan, dari keempat bentuk pembinaan tersebut kemungkinan besar yang efektif adalah bentuk pembinaan dengan sistem online. “Nampaknya yang efektif hanya sistem online. Sehingga, juga memudahkan bagi para guru-guru yang berada di daerah kabupaten/kota,” kata Syawal di Gedung Kemdikbud, Jakarta, Kamis (9/8).
 
Mantan Rektor Unimed ini menerangkan, 2606 laboratorium komputer yang ada di sekolah-sekolah akan dimanfaatkan untuk pembinaan secara online. “Namun tentunya, seluruh perangkat komputer di lab sekolah itu sudah di set-up sebagai tempat pembinaan UKG,” tandasnya.
 
Dijelaskannya, jika pemerintah melakukan pembinaan hanya dengan sistem tatap muka, maka dikhawatirkan hasilnya tidak akan optimal. Sebab, sistem tatap muka tidak akan mampu menyelesaikan semua kelemahan kompetensi guru.

“Lagipula kami menilai bahwa cara itu cukup konvensional dan tidak cocok jika kita hanya menerapkan metode itu di jaman sekarang ini,” jelas Syawal.

Lebih jauh Syawal menambahkan, guru-guru yang akan dibina bakal dikelompokkan ke beberapa kelompok mata pelajaran. Tujuannya, untuk memudahkan pembinaan titik lemah guru yang dibina.

“Misalnya, guru yang lemah dalam mata pelajaran matematika, maka mereka akan diberikan pembinaan untuk mata pelajaran matematika. Jadi jelas pembinaanya disesuaikan dengan kelemahannya,” paparnya.
 
Syawal pun mengakui, lemahnya kompetensi para guru bersertifikasi sebenarnya dikarenakan pemerintah pusat maupun daerah terlalu mengabaikan pembinaan terhadap guru. Karenanya,  lanjut Syawal, tak heran jika sebagian besar guru  tidak mau mengembangkan ilmunya.
 
“Guru jaman sekarang itu cenderung merasa sudah puas dengan apa yang dimilikinya saat ini dan tidak mau lagi belajar untuk mengembangkan ilmunya. Padahal, ilmu pengetahuan itu semakin hari semakin berkembang. Maka itu, di dalam pembinaan nanti , para guru juga akan digenjot untuk mampu belajar secara mandiri,” jelas Syawal. (cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 876 Pemuda Suku-suku Papua Masuk PTN


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler