Guru Besar Unand: Blunder Puan Maharani Menambah Kesulitan PDIP di Sumbar

Sabtu, 05 September 2020 – 08:47 WIB
Prof Dr Gusti Asnan dari Universitas Andalas. Foto: tangkapan layar YouTube

jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Universitas Andalas (Unand) Prof Dr Gusti Asnan mengungkapkan pernyataan Ketua DPP PDIP Puan Maharani saat mengumumkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dalam Pilkada Sumatera Barat menjadi blunder bagi partai berlambang banteng moncong putih itu.

 

BACA JUGA: Guru Besar Unand: Pernyataan Puan Maharani Sama Saja Menuding Orang Minang Tidak Beradab

Dia menganggap Puan Maharani sudah menyakiti hati masyarakat Sumbar lantaran mengatakan 'semoga Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung negara Pancasila'.

Ahli sejarah ini lantas menceritakan histori mengapa PDIP dalam setiap pilkada maupun pilpres tidak mendapatkan suara banyak di Sumbar.

BACA JUGA: Pemuda Minang Berusaha Menyeret Puan Maharani ke Bareskrim Polri

"Sejak pemilu diadakan tahun 1955 sampai sekarang, partai-partai yang mungkin berafiliasi atau dekat dengan PDIP di Sumbar itu tidak mendapatkan suara," kata Prof Asnan dalam kanal Hersubeno yang diunggah, Jumat (4/9).

Dia melanjutkan, orang Minang sulit menerima ideologi PDIP.

BACA JUGA: Bicara soal Sumbar dan Pancasila, Puan Maharani jadi Sorotan

Ini berimbas juga pada partai-partai yang berafiliasi dengan PDIP.

"Sejak dulu di Minang tidak terlalu sreg dengan partai-partai yang berafiliasi dengan PDIP. Karena memang ideologinya tidak bisa diterima orang Minang," ucapnya.

Kalau melihat sejarah bagaimana melonjaknya suara Golkar di Sumbar masa orde baru, kata Asnan, itu karena orang Minang mau tidak mau harus memilih partai tersebut.

Berbeda dengan sekarang partainya beragam sehingga banyak pilihan.

Itu sebabnya, Asnan memprediksi akan sulit bagj calon PDIP untuk memenangi Pilgub Sumbar.

Apalagi ditambah dengan blunder Puan Maharani.

"Dari analisis saya minimal melihat historis orang-orang Minang akan sukar bagi calon PDIP untuk mendapatkan tempat di Sumbar," tandasnya. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler