Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh menyebutkan, komposisi kurikuler dan ekstrakurikuler bukan sesuatu yang saling bertentangan, tetapi saling melengkapi. Maka para guru yang mengajar kegiatan ekstrakurikuler juga mendapatkan kredit nilai.
“Syarat mendapatkan tunjangan profesi 24 jam bisa dipenuhi dari membina kegiatan ekstrakurikuler,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, di kantornya, Selasa (20/11).
Kemdikbud tengah menggodok kegiatan kepramukaan untuk dijadikan ekstrakurikuler wajib di sekolah, terutama pada jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Pramuka juga akan didorong wajib pada jenjang pendidikan menengah, sedangkan pada jenjang pendidikan tinggi sebagai kegiatan pilihan.
Karena itu, Mendikbud menekankan bahwa dalam membina kepramukaan nasional ke depan, tidak boleh melupakan pembinaan terhadap guru pramuka. “Oleh karena itu, guru pramuka harus dilakukan penataran besar-besaran,” katanya.
Nuh juga menambahkan alasan Kemendikbud menjadikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib memiliki legalitas yang kuat, yakni Undang-undang kepramukaan. Kemudian, di pramuka ada sisi kepemimpinan, kebersamaan, sosial, dan kemandirian.
Kalaupun pramuka pernah diwajibkan namun tidak ada perubahan? Menurut Menteri asal Jawa Timur ini, membekas atau tidaknya nilai-nilai kepramukaan bagi seorang siswa sangat dipengaruhi oleh cara pendekatan.
"Jangan sampai mewajibkan hanya terjebak dalam formalitas, jangan sampai wajib menggunakan seragam tapi substansi kepramukaannya itu tidak diajarkan. Akibatnya, setelah lepas baju pramuka akan berperilaku yang lain lagi," pungkasnya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Awas, Dana BOS Rawan Dikorupsi
Redaktur : Tim Redaksi