jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 34.954 guru honorer K2 yang lulus PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja) punya harapan besar di Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Mereka minta agar NIP dan SK PPPK segera diterbitkan.
“Kami saat ini gelisah. Kami berharap kado terindah di Hari Pendidikan Nasional. Semoga Mendikbud Nadiem Makarim bisa memperhatikan nasib guru-guru honorer K2 yang sudah lulus PPPK tetapi sampai sekarang belum jelas nasibnya,” kata Rikrik Gunawan, guru honorer K2 dari Garut kepada JPNN.com, Sabtu (2/5).
BACA JUGA: Hardiknas 2020: 56 Persen Sekolah Swasta Kesulitan Bayar Gaji Guru
Rikrik yang juga Sekretaris Forum PPPK Kabupaten Garut mengungkapkan, tidak hanya guru yang berharap NIP dan SK tetapi juga tenaga kesehatan (1.792 orang), dosen (2.877 orang), dan THL- TB (11.670 orang).
"Sebanyak 51 ribuan lulusan PPPK juga berharap kemurahan hati presiden untuk segera terbitkan Perpres Gaji dan Tunjangan. Tanpa Perpres itu, NIP dan SK PPPK tidak bisa diproses," tambahnya.
BACA JUGA: Pesan Menyentuh Mendikbud Nadiem di Peringatan Hardiknas
Dia melanjutkan, 2 Mei 2020 merupakan momentum penting bagi dunia pendidikan. Sejatinya saat ini dunia pendidikan tengah bersukacita karena pada tanggal tersebut merupakan titik awal kebangkitan dunia pendidikan di Negara Indonesia. Ki Hajar Dewantara mengajarkan kita betapa pentingnya pendidikan apalagi di era 4.0, di mana dituntut SDM unggul.
Peran Pendidikan sangatlah penting. Pendidikan tidak hanya transfer ilmu tetapi lebih mengedapkan moralitas. Di tengah pandemi COVID-19, proses pendidikan di sekolah tidak bisa dilaksanakan seperti biasanya dengan tatap muka di kelas. Namun beralih ke dunia digital.
BACA JUGA: HNW: Cabut RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja, Bukan Sekadar Ditunda
“Kendati melalui media online, guru dan murid dapat melaksanakan kegiatan tersebut dengan baik. Itu merupakan langkah positif yang menunjukkan bahwa SDM di negara kita sangat baik, tidak mengenal apakah guru tersebut ASN atau honorer. Mereka dapat menunjukkan tanggung jawab dan kualitasnya sebagai pendidik,” paparnya.
Kebahagiaan di hari pendidikan ini, lanjut Rikrik, belum 100 persen bisa dinikmati oleh para lulusan PPPK. Sebab, lebih dari satu tahun dinyatakan lulus pada seleksi PPPK 2019 sampai saat ini belum disahkan menjadi ASN karena belum menerima NIP dan SK.
“Bapak presiden yang kami hormati, kami tahu saat ini bapak tengah berkonsentrasi untuk penanganan COVID-19. Segala upaya tengah bapak laksanakan dan kami pun sangat bangga dengan kebijakan yang telah pemerintah laksanakan. Semoga dengan keberkahan ramadan, pandemi COVID-19 segera berakhir," tuturnya.
"Semoga dengan kemurahan hati bapak presiden Perpres PPPK segera terbit dan segera mengesahkan kami para lulusan PPPK menjadi ASN," sambungnya.(esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad