Guru Honorer Kirim DM ke Atta Halilintar dan Kang Emil, Isinya Bikin Terharu

Rabu, 17 November 2021 – 17:25 WIB
Isi DM FGHNLPSI kepada YouTuber Atta Halilintar. Foto tangkapan layar.

jpnn.com, JAKARTA - Forum Guru Honorer Negeri Lulus Passing Grade Seluruh Indonesia (FGHNLPSI) berencana berdemonstrasi Kamis 18 November 2021. 

Ada tiga titik yang menjadi sasaran yaitu Istana Negara, Kemendikbudristek, dan DPR RI.

BACA JUGA: Belum Ada Tanda-Tanda Pemberkasan NIP PPPK 173 Ribu Guru Honorer, Apa Masalahnya?

Perwakilan FGHNLPSI Heti Kustrianingsih mengungkapkan aksi unjuk rasa ini murni dari guru-guru honorer yang lulus passing grade PPPK, tetapi tidak ada formasinya. 

Dia menegaskan tidak ada unsur politik dari perjuangan guru honorer ini.

BACA JUGA: Jenderal Andika: Ini Satu Kehormatan Besar Bagi Saya dan Keluarga 

"Jujur saja kami minim dana makanya kami menebarkan kardus sumbangan kepada seluruh masyarakat yang peduli dengan nasib guru honorer,” kata Heti kepada JPNN.com, Rabu (17/11).

Dia menyebutkan para guru honorer banyak yang menyumbang, mulai dari Rp 10 ribu, Rp 11 ribu, hingga Rp 145 ribu. 

BACA JUGA: Tenaga Teknis Administrasi Minta Formasi CPNS dan PPPK, Honorer K2: Jangan Cuma Guru

Namun, kata dia, rata-rata menyumbang Rp 10 ribu karena dana tabungan mereka yang disimpan di kartu ATM kosong.

Yang membuat Heti terharu, siswa dan orang tua murid ikut bersimpati dan memberikan uang sumbangan.

"Ini aksi kemanusiaan sampai murid pun menyumbang. Semua grup kami kirim foto kardus penggalangan dana," ucapnya.

Heti bahkan nekat meminta bantuan kepada YouTuber Atta Halilintar dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil alias Kang Emil. 

Permintaan bantuan itu dia kirimkan lewat direct message (DM) di akun Atta dan Kang Emil di Instagram.

Dia berharap kedua pesohor itu bisa menyumbang demi nasib para guru honorer yang menuntut keadilan.

"Bang Atta dan Kang Emil, mohon bantuannya, ya. Tolong support perjuangan kami guru honorer," pinta Heti.

Guru honorer asal Kota Cilegon ini mengaku terpaksa menyebar kardus sumbangan di medsos karena dana akomodasinya sangat minim. 

"Demo ini spontanitas dan tidak digerakkan. Kami hanya menuntut hak kami karena sudah lulus passing grade murni, tetapi tersingkir oleh sistem regulasi pemerintah yang berubah-ubah," pungkasnya. (esy/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur : Boy
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler